Berita kami

Ribuan Jamaah Padati Joglo Ageng Cepogo Hadiri Ngaji Budaya Perkumpulan Nyai Kawung Nusantara

25 April 2025 Agama

Foto : Sambutan Wakil Bupati Boyolali, Dwi Fajar Nirwana dalam acara Ngaji Budaya. Kamis (25/04/2025)


BOYOLALI – Salah satu kelompok pegiat seni dan budaya dibawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yakni perkumpulan ‘Nyai Kawung Nusantara’ menggelar Halal Bihalal yang dikemas dengan acara Ngaji Budaya. Kegiatan yang dilaksanakan di Joglo Ageng Cepogo pada Kamis (24/4/2025) malam ini diikuti oleh ribuan jamaah Nahdliyyin dari Kecamatan Cepogo, Selo, dan Musuk.

Hadir pada kesempatan itu, Wakil Bupati (Wabup) Boyolali Dwi Fajar Nirwana, Ketua Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah (Jateng) KH. Ubaidillah Shodaqoh, Wakil Ketua Rais Syuriah PWNU Jateng KH. Abdul Hamid Zuhri, dan GKR. Wandansari atau Gusti Moeng.

Disampaikan Tri Umaryanto selaku panitia penyelenggara, ‘Nyai Kawung Nusantara’ ingin ikut merawat budaya yang ada di Indonesia khususnya di tanah Jawa. Pihaknya juga menuturkan, jika kelompoknya tersebut akan mendukung visi misi Bupati – Wakil Bupati Boyolali.

“Perkumpulan kami Nyai Kawung Nusantara terdiri dari berbagai divisi, keinginan dan harapan, tentunya kami ingin sekali ikut mengawal dan mensukseskan apa yang telah menjadi visi misi Bapak Bupati, Ibu Wakil Bupati di Boyolali.” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Wabup wanita pertama di Kota Susu ini mengatakan jika acara Ngaji Budaya selaras dan sejalan dengan visi misi Bupati-Wakil Bupati Boyolali 2025-2029. Ia sangat mengapresiasi terselenggaranya acara pengajian yang dikemas dengan kegiatan pentas seni dan budaya tersebut.

“Kami Pemerintah Kabupaten Boyolali siap mendukung segala bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan memajukan budaya yang ada di Kabupaten Boyolali.” katanya.

Sementara itu, KH Ubaidillah Shodaqoh yang memberikan ceramahnya, mengajak seluruh jamaah untuk nguri-uri budaya. Beliau menggambarkan, orang yang tidak nguri-uri budaya itu biasanya kehilangan sunah. Dicontohkannya, seperti budaya bergadang saat bulan Ramadan untuk tarawih, sehingga budaya melindungi sunah.

Sebagai contoh lain, Kyai yang akrab disapa Ubaid ini menceritakan, bagi seorang muslim yang melakukan salat sunah qabliyah pasti melaksanakan salat dhuhur. Sehingga jika muslim tersebut tidak melakukan salat sunah qabliyah, bisa saja dia melupakan salat dhuhur.

“Jadi budaya itu kita harapkan bisa nguri-uri sunah, sunah jelas nguri-uri wajib, wajib itu nguri-uri iman. Kalau budayanya hilang, nanti sunahnya tidak ada tamengnya, kalau sunahnya hilang wajibnya tidak ada tamengnya, kalau wajib ditinggalkan imannya tidak ada tamengnya.” jelasnya.

Sebagai informasi, Ngaji Budaya ini dimeriahkan oleh Orkes Budaya Nyai Kawung dan Egha De Latoya. (Tim Liputan Pemerintah Kabupaten Boyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI