Waspada Penyakit DBD, Dinkes Boyolali Dorong Masyarakat Lakukan Gerakan PSN
Foto : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Puji Astuti (kiri) saat ditemui dikantornya beberapa waktu yang lalu.
BOYOLALI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali mendorong masyarakat melakukan pembersihan lingkungan dan gerakan pemberatasan sarang nyamuk (PSN). Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kota Susu.
“DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti di jumpai di daerah tropis seperti Indonesia termasuk Boyolali,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Puji Astuti saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (27/09/2022).
Menurutnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD. Antara lain karena kekebalan tubuh masyarakat yang rendah, populasi nyamuk penular yang banyak ditemukan di musim hujan, genangan air di tempat-tempat tertentu dan lainnya. Pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien hingga saat ini yakni dengan cara PSN menggunakan metode menguras, menutup, mendaur ulang barang bekas atau yang lebih dikenal dengan 3M Plus.
Dia mengatakan kasus DBD di Boyolali sejak Januari hingga September 2022 ini, sudah sebanyak 194 kasus dan tiga orang di antaranya meninggal dunia.
"DBD di wilayah Boyolali, kasus DBD tertinggi pada Januari mencapai 41 kasus kemudian Juni menurun menjadi 23 kasus dan kembali naik pada Juni mencapai 25 kasus," ungkapnya.
Menurut dia, penularan BDB di Boyolali pada Agustus kemudian menurun mencapai 21 kasus dan diperkirakan September terus menurun dan melandai kasusnya. Pada dua pekan terakhir, ada empat kasus baru DBD di Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo.
Kendati demikian Dinkes Kabupaten Boyolali telah melakukan pengawasan secara intensif kasus DBD di daerah penularan di wilayah ini dengan melakukan Pemeriksaan Epidemologi (PE) terlebih dahulu.
Jika ada kecurigaan bahwa transmisi penularannya di daerah seperti di Desa Manggis, kemudian dilakukan foging atau penyeprotan. Namun, jika belum memenuhi standar foging, maka dilakukan gerakan pembersihan lingkungan dan PSN.
"Kegiatan PSN antara lain abatesasi, gerakan kebersihan lingkungan. Jadi tidak semua kasus DBD itu, mesti harus dengan foging," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat lebih baik mencegah dengan cara pembersihan lingkungan masing-masing dan gerakan PSN untuk mengantisipasi penyebaran kasus BDB di daerahnya.
Sebagai tambahan informasi, dari data yang dimiliki Dinkes Kabupaten Boyolali, jumlah penderita kasus DBD di Kabupaten Boyolali mencapai 190 penderita, dan tiga orang meninggal dunia karena penyakit DBD. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)