Berita kami

Hormati Umat Muslim Berpuasa, Upacara Mendak Tirta Dilakukan Tanpa Kirab

25 March 2025 Agama

Foto : Umat Hindu Kecamatan Banyudono melaksanakan Upacara Mendak Tirta atau biasa disebut Melasti. Selasa (25/3/2025)

BOYOLALI - Sebuah ritual yang dilakukan turun-temurun umat Hindu Kecamatan Banyudono sebelum hari Raya Nyepi adalah Upacara Mendak Tirta atau biasa disebut Melasti. Upacara yang biasanya dimulai dengan kirab atau arak-arakan berbagai gunungan dari Pura Bhuana Suci Saraswati menuju Umbul Siti Inggil tahun ini tidak dilakukan karena menghormati umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Hal ini disampaikan oleh ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Banyudono Heru Kuncoro kala ditemui usai upacara Melasti di Pendopo Siti Inggil Desa Karangduwet Kecamatan Banyudono, Selasa (25/3/2025).

Heru mengatakan, makna dari Melasti itu sendiri adalah untuk membersihkan pratima-pratima atau benda keramat yang ada di pura masing-masing. Untuk masyarakat sekitar umbul Siti Inggil akan dilanjutkan dengan mengambil air di mata air tersebut yang akan digunakan untuk bersembahyang di pura masing-masing.

"Kepercayaan dari umat kita yang ada disini, para sesepuh dulu, mata air disini dianggap paling sesuai dan tempat mata air ini yang paling atas." jelasnya.

Heru mengatakan, rangkaian prosesi peringatan hari Raya Nyepi terdiri dari Melasti, Mecaru, Tawur Agung, Pangrubukan dan Catur Brata Penyepian yang diakhiri dengan Ngembak Geni. Ia berharap seluruh umat hindu akan mendapatkan keselamatan dan kerahayuan.

"Nyepi sendiri adalah satu bentuk upacara yang intinya disamping menghilangkan energi negatif baik yang ada di alam atau dunia ini yang disebut dengan makrocosmos atau yang ada dalam diri manusia disebut mikrocosmos." ungkapnya.

Dilanjutkan olehnya, tidak adanya kirab atau arak-arakan pada tahun ini karena umat Hindu menjunjung tinggi toleransi dalam menghormati umat Islam yang sedang mejalankan puasa Ramadan.

"Kami sebagai umat Hindu yang ada di wilayah kecamatan juga punya toleransi agama karena pada saat ini adalah bulan puasa, mau tidak mau dengan adanya arak-arakan itu nanti umat yang lain ikut dan sebagainya, takutnya mengganggu kekhusyukan menjalankan ibadah." katanya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Bendo Robi Purnomo yang menghadiri acara tersebut mengungkapkan, upacara hari ini adalah wujud kebhinekaan dan rasa toleransi keberagaman yang baik serta mengangkat citra Boyolali sebagai tempat seni dan budaya.

"Acara pada hari ini adalah acara yang luar biasa untuk membangun komunikasi yang baik, maka dalam menghasilkan cipta rasa dan karsa yang baik terlihat dalam kegiatan upacara Mendak Tirta hari ini." katanya. (Tim Liputan Pemerintah Kabupaten Boyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI