Berita kami

Bangun Komitmen Tanggulangi HIV AIDS di Boyolali, Wabup Pimpin Rapat Koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Tahun 2023

14 December 2023 Kesehatan

Foto : Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan membuka rakor komisi penanggulanagan AIDS. Kamis (14/12/2023)

 

BOYOLALI – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Boyolali menggelar rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Boyolali Wahyu Irawan selaku Ketua Pelaksana Harian KPA Kabupaten Boyolali. Rakor tersebut dilaksanakan di ruang Cempaka Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali, Kamis (14/12/2023) yang dihadiri oleh seluruh kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali dan para pemangku kepentingan terkait.

Disampaikan Wabup yang akrab disapa Iwan tersebut, dengan adanya rakor ini diharapkan dapat menguatkan komitmen seluruh elemen yang terlibat untuk menanggulangi dan mencegah agar virus HIV AIDS tidak kian menyebar. Ditambahkan olehnya, pemerintah pusat sudah menetapkan target three zero pada tahun 2030, yakni zero kasus baru, zero kematian akibat AIDS dan zero diskriminasi.

“Dalam rakor ini nanti kita bisa saling diskusi, saling berbagi ataupun kita evaluasi bersama atas langkah-langkah apa yang sudah kita laksanakan ditahun 2023 ini, sehingga tentukan langkah apa yang akan dikerjakan ditahun 2024 mendatang.” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Teguh Tri Kuncoro mengungkapkan, total kasus HIV AIDS yang ada di Kabupaten Boyolali sejak tahun 2011 hingga tahun 2023 ini sudah menemukan sebanyak 956 kasus, dimana terdapat 162 orang atau 17 persennya meninggal dunia. Selanjutnya untuk jumlah kasus baru yang ditemukan sejak Januari 2023 hingga hari ini adalah 137 kasus, lebih rendah dari tahun kemarin ditemukan kasus sebanyak 184 kasus.

Prosentase kasus yang ditemukan lebih banyak pada laki-laki yakni sebesar 63 persen dan perempuan 37 persen. Sesuai rentang usia, pada anak usia balita terdapat dua persen kasus, kemudian usia 5-18 tahun sebanyak empat persen, selanjutnya usia 19-25 tahun sebesar 15 persen. Kasus terbanyak ditemukan pada rentang usia 26-58 tahun yakni 73 persen, dan yang terakhir diatas usia 59 tahun terdapat enam persen kasus.

Teguh mengatakan, faktor resiko terbesar di Kabupaten Boyolali berasal dari laki-laki seks laki-laki (LSL). Ia membeberkan, usia termuda yang terdeteksi terinfeksi HIV adalah usia 16 tahun. Dikhawatirkannya, jika tidak ada tindak lanjut yang konkret nanti bisa semakin menyebar. Untuk itu, Pemkab Boyolali melalui Dinkes Kabupaten Boyolali akan terus melakukan sosialisasi intensif terutama untuk usia sekolah dan akan meningkatkan Voluntary Counseling and Testing (VCT) untuk HIV yang diperluas cakupannya.

Terkait pengobatan yang dilakukan, ia menyampaikan bahwa 25 puskesmas yang ada di seluruh Kabupaten Boyolali sudah bisa melayani dampingan dan dukungan pengobatan kepada penderita HIV AIDS. Selain puskesmas, masyarakat juga bisa mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang (RSPA) Boyolali, RSUD Simo, RSUD Waras Wiris dan juga RS PKU Aisyiyah Singkil Boyolali.

“Untuk masyarakat yang secara sadar diri pengen melakukan tes silahkan nanti bisa datang ke puskesmas atau ke rumah sakit terdekat untuk melakukan testing, kerahasiaan terjamin, seluruh fasyankes di Kabupaten Boyolali bisa melakukan.” jelasnya. (Tim Liputan Pemerintah Kabupaten Boyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI