Utamakan Kenyamanan Wisatawan, Disporapar Boyolali Gelar Pelatihan Kebersihan Lingkungan, Sanitasi, dan Pengelolaan Sampah Di Destinasi Pariwisata
Foto : Pelatihan kebersihan bagi pengelola destinasi pariwisata. Senin (16/10/2023)
BOYOLALI – Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali kembali mengadakan pelatihan bagi pengelola destinasi wisata. Kali ini, pelatihan yang digelar berupa pelatihan kebersihan lingkungan, sanitasi, dan pengelolaan sampah di destinasi pariwisata. Sebanyak 40 pengelola destinasi wisata yang ada di Kota Susu mengikuti pelatihan yang dilaksanakan di Bungalow, Selo pada Senin (16/10/2023) tersebut.
Dijelaskan Kepala Disporapar Kabupaten Boyolali Budi Prasetyaningsih, kegiatan pelatihan tersebut dilakukan selama tiga hari mulai Senin hingga Rabu (16-18/10/2023) dengan dua hari teori dan satu hari orientasi lapangan. Narasumber pada pelatihan kali ini berasal dari dalam dan luar Kabupaten Boyolali, serta orientasi lapangan akan dilaksanakan di tempat pengolahan sampah. Ia mengatakan, dengan pelatihan ini peserta bisa memahami standar pengelolaan kebersihan lingkungan termasuk pengolahan sampah, karena kebersihan merupakan salah satu Sapta Pesona.
“Karena pariwisata itu kalau tempatnya nggak bersih juga tentunya nggak nyaman, akhirnya jarang ada wisatawan yang hadir. Harapannya tentunya destinasi wisata di Kabupaten Boyolali semakin bersih, karena bersih itu membawa dampak pada kenyamanan wisatawan.” ujarnya.
Saryono yang merupakan salah satu narasumber yang mengisi pelatihan menyampaikan, salah satu materi yang diberikan adalah pengelolaan sampah anorganik seperti plastik yang bisa diolah masyarakat disekitar destinasi wisata menjadi souvenir dan kembali dipasarkan oleh pengelola destinasi wisata.
Selain itu, ia juga menyampaikan materi pengelolaan sampah organik yang sebagian besar berasal dari kafe dan restoran yang ada di destinasi wisata. Cara pengolahan sampah tersebut dengan metode pertambangan kompos, yaitu sampah organik yang dihasilkan setiap hari akan langsung digiling atau dicacah yang kemudian dicampur dengan bahan fermentasi dan dimasukkan ke dalam lubang tanah. Selanjutnya agar tidak menghasilkan bau dan lalat, sampah yang sudah diolah tadi langsung ditutup dengan tanah.
“Ini lebih ramah lingkungan, konsep yang lebih sederhana, murah biaya dan ramah lingkungan, bahkan proses penguraiannyapun akan diurai oleh alam.” kata pria yang merupakan manajer dari Omah Sampah DAPM.
Sementara itu, salah satu peserta dari Desa Wisata Paras, Sugianto Wibowo mengungkapkan, dengan adanya pelatihan ini akan memberdayakan pengelola desa wisata dan hasil dari pelatihan akan diterapkan di lingkungan wisatanya. Obyek wisata yang ada di Paras sendiri merupakan wisata budaya berupa peninggalan Pakubuwono X yakni pesanggrahan yang biasa dipergunakan oleh Pakubuwono X dan keluarga keraton.
“Kita sudah mulai menata kegiatan sanitasi di wilayah lingkungan wisata kami, cuman saya sendiri merasa penataannya kurang bagus, nanti mendapat ilmu dari pelatihan ini akan kami terapkan di sana.” ungkapnya. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)