Berita kami

Ubah Limbah Kayu Jadi Bernilai

25 March 2021 Teknologi
BOYOLALI – Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) telah berpengaruh pada berbagai sektor. Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan warga Desa Guli, Kecamatan Nogosari untuk menghasilkan produk yang bermanfaat. Mereka yang kesehariannya memproduksi meubel atau kerajinan dari kayu mencoba memutar otak agar perekonomian tetap berjalan. Melihat peluang usaha dari limbah kayu yang tersisa dari produksi meubel, warga desa mulai membuat kerajinan seperti kotak jam, nampan atau tepak, maupun pot bunga. 
 
“Ada limbah kayu. Ini kalau mau dipoles bisa memberikan nilai lebih,” ungkap Kepala Desa Guli, Eko Fahrudin saat dijumpai di lokasi produksi limbah kayu di desa setempat, Kamis (25/3/2021).
 
Dari 6.500 warga di desa, terdapat karang taruna yang nanti akan diberikan pelatihan dan pendampingan kepada para pengrajin limbah kayu serta akan berupaya untuk memasarkan produk. 
 
“Dari pendampingan sendiri membantu pemasaran mencarikan vendor untuk calon pembeli. Nanti kita tinggal menciptakan atau memproduksi sesuai dengan apa yang diharapkan. Harapannya juga nanti akan memberikan pendapatan buat kelompok atau juga anggota kelompok,” lanjutnya.
 
Salah satu pengrajin limbah kayu, Dwi Maryanto mengaku produksi limbah kayu yang dihasilkan mampu menambah pendapatan karena harga jual produk yang lebih tinggi jika dapat dikreasikan dengan berbagai bentuk. Diakuinya, limbah kayu yang berasal dari kayu jati tersebut mampu menambah harga jual. Seperti contohnya nampan atau tepak yang dijual dengan harga Rp 25.000 dari harga Rp 15.000.
 
“Pot bunga itu sekitar Rp 50.000 mentah, finishing harga Rp 90.000-100.000,” ujarnya.
 
Dia mengaku dalam sehari mampu memproduksi kotak jam sebanyak 1.000 hingga 2.000 buah yang sudah dipesan dari luar daerah. Untuk pot bungga, pihaknya mampu memproduksi 20 buah setiap hari. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)
BAGIKAN ARTIKEL INI