Berita kami

Satwa Endemik Merapi-Merbabu Dilepasliarkan

09 September 2021 Pemerintahan

Foto : Owner Argo Bumi Suryo Sembada sebelah kiri bersama pecinta hewan melepas hewan endemik Gunung Merapi Elang Jawa di Desa Samiran Kecamatan Selo. Kamis (09/09/2021)

 

BOYOLALI – Kabupaten Boyolali khususnya Kecamatan Selo yang berada di kaki Gunung Merapi dan Merbabu memiliki hawa sejuk dengan pemandangan alam yang indah. Hal tersebut menjadikan Kecamatan Selo sebagai rumah bagi beberapa burung endemik Merapi-Merbabu. 
 
Pada Kamis (9/9/2021) sejumlah pecinta binatang dan pengelola destinasi Argo Bumi Desa Samiran, Kecamatan Selo melepasliarkan puluhan hewan endemik diantaranya elang jawa, burung kutilang, perkutut dan burung puyuh. 
 
Salah satu pengelola Argo Bumi, Indriyarto mengatakan bahwa pelepasan burung atau satwa endemik di wilayah Kecamatan Selo untuk menjaga kelestarian alam di lereng Gunung Merapi dan Merbabu. 
 
"Sebenarnya awalnya kami [pengelola Argo Bumi] berpikir untuk menyajikan tempat wisata, namun yang lain dari pada yang lain. Ada upaya konservasi alam yang kami lakukan. Sebab basis kami beberapa adalah pecinta binatang dan pecinta alam. Kita berada di sini berarti kita punya kewajiban melestarikan alam di wilayah Selo ini," katanya di sela kegiatan pelepasan burung. 
 
Ditambahkan, pihaknya sudah beberapa kali Argo Bumi menggelar kegiatan yang berkaitan dengan konservasi alam dengan melepasliarkan beberapa binatang khususnya yang endemik Merapi-Merbabu. Di waktu sebelumnya, sudah ada sejumlah burung kutilang serta perkutut yang juga dilepasliarkan. 
 
"Mudah-mudahan ke depan kami bisa terus-menerus [menjalankan upaya konservasi alam]," ujar dia. 
 
Dilanjutkan olehnya, Argo Bumi merupakan sebuah destinasi wisata kuliner yang dipadukan dengan alam. Dengan menu andalan berbagai olahan tahu, seperti tahu madu, puding tahu, minuman berbahan tahu dan sebagainya. Namun ke depan lokasi itu juga akan dikembangkan menjadi destinasi edukasi yang akan dilengkapi kebun binatang mini dan bangunan rumah nusantara. 
 
"Saat ini penataan belum 100 persen. Ada beberapa rumah adat yang rencana didirikan di sini. Salah satunya rumah adat Papua. Sebab dari penelitian kami, wilayah sini hampir sama untuk hawa dengan wilayah ketinggian di Papua," pungkasnya. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)
BAGIKAN ARTIKEL INI