Produsen Kue Cucur Tak Hancur Karena Pandemi
06 April 2021
Pemerintahan
BOYOLALI – Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Banyak pelaku UMKM yang dilaporkan gulung tikar di tengah badai pandemi Covid-19. Namun, banyak juga UMKM yang masih bertahan dan tetap eksis dalam menggerakan roda perekonomian. Seperti halnya pelaku UMKM di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel yang mayoritas masyarakat merupakan produsen jajanan pasar yang mampu bertahan di tengah pandemi.
Salah satu pelaku usaha makanan tradisional, Arief Mujianto mengungkapkan bahwa produksi kue cucur miliknya tetap bisa bertahan meski mengalami penurunan.
“Untuk pandemi kami pemengalami penurunan dengan presentase 30-40 persen dikarenakan kue cucur ini sering digunakan dalam acara hajatan di desa,” ungkapnya saat dijumpai di tempat produksinya pada Selasa (6/4/2021).
Sejak pandemi Covid-19, sedikit orang yang mengadakan hajatan yang biasanya menjadikan jajanan pasar sebagai hidangan. Akan tetapi, hal tersebut tidak berpengaruh pada produksinya yang tetap bisa dijual ke pasar tradisional. Kue yang berbahan baku tepung beras, gula jawa, terigu dan kelapa ini dihargai Rp 1.000 per buah.
“Dalam sehari bisa kurang lebih 1.000-1.500 biji per hari karena untuk penggorengannya diperlukan waktu yang lama yaitu digoreng satu per satu. Satu biji untuk harga ecer sangat terjangaku hanya Rp 1.000 per biji,” terangnya.
Dari hasil tersebut, dia mampu meraup omzet per bulan Rp 20 juta, dengan Rp 1 juta hingga Rp 2 juta di setiap hari. Selain kue cucur, dia juga memproduksi roti gimbal yang berbahan baku gula, terigu, margarin, telur dan obat pengembang yang menyasar pasar tradisional.
“Target sementara masih pasar-pasar tradisional yang sirkulasinya bagi saya sangat cepat jadi untuk perputarannya dibanding toko modern menurut saya masih cepat di pasar tradisional karena harganya sangat terjangkau,” ujarnya.
Kepala Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Muh Sawali mejelaskan bahwa UMKM masyarakat di desanya mayoritas merupakan pengrajin atau pengusaha pembuat jajanan pasar seperti kue cucur dan roti gimbal. Pemerintah Desa (Pemdes) Sidomulyo telah berupaya memberdayakan masyarakat untuk menggiatkan ekonomi dan menggali potensi lokal yang ada.
“Beberapa kali mengadakan pelatihan pelatihan. Mereka mengadakan kegiaan di wilayahnya kemudian hasil produksi kita bawa, kita buatkan gerai yaitu di Pasar Desa Sidomulyo sehingga mereka bisa menjual barang hasil produksi mereka di Pasar Sidomulyo,” tandasnya. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)