Berita kami

Petani Desa Donohudan, Ngemplak Panen IP Padi 400 Varietas Inpari 32

06 September 2021 Pemerintahan
Foto : Kepala Dinas Pertanian Boyolali Bambang Jiyanto bersama petani Desa Donohudan Kecamatan Ngemplak melakukan panen padi dengan konsep IP Padi 40. Senin (6/9/2021)
 
BOYOLALI – Indeks Penanaman (IP) Padi 400 merupakan satu langkah pemerintah untuk meningkatkan produksi padi nasional. Konsep IP Padi 400 yakni dalam satu tahun di hamparan sawah yang memiliki irigasi sepanjang tahun dan dapat ditanami padi sebanyak empat kali.
 
Program yang kini sedang dilakukan petani padi di Kabupaten Boyolali, salah satunya petani padi di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak. Lahan seluas 20 hektar kini dapat dipanen dengan menggunakan IP Padi 400 pada Senin (6/9/2021).
 
Dijelaskan Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto bahwa lahan yang digunakan untuk program IP Padi 400 harus memenuhi beberapa syarat. 
 
“Lahan yang memenuhi syarat pengairannya bagus, mekanisasinya bagus, kemudian penanggulanagan hama penyakit bagus, menggunakan benih benih yang genjah (cepat berbuah) sehingga satu tahun bisa panen empat kali,” katanya saat dijumpai di sela kegiatan panen.
 
Menggunakan benih varietas Inpari 32, lahan seluas 20 hektar dengan menggandeng Kelompok Tani Dono Rahayu III tersebut dapat panen empat kali dalam setahun karena umur benih genjah yang berumur 90-100 hari. Benih varietas tersebut berasal dari bantuan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) dengan total nilai Rp 380 juta.
 
“Jadi jenis yang ditanam adalah varietas varietas yang genjah yang umurnya 90-100 hari sehingga satu tahun bisa empat kali. Yang kita buru adalah percepatan waktu dalam satu tahun itu bisa empat kali panen,” ungkapnya.
 
Ketua Kelompok Tani Dono Rahayu III, Suwardi mengaku terbantu dengan adanya program IP Padi 400 ini. Dia bisa memanen 8,8 ton gabah kering dalam satu hektar lahan dengan 5,2 ton panen beras. Dari angka tersebut, dia mampu menjual gabah kering sebesar Rp 4.300 per kilogram dan Rp 8.000 untuk beras sehingga menghasilkan Rp 42 juta.
 
“Sangat mendukung bisa meringankan beban dari petani dengan adanya bantuan dari pemerintah varietas 32 ataupun yang lain termasuk yang lain setiap tanaman ada bantuan bibit harapan petani lebih meningkat lagi utnuk tanam padi. Jadi ada semangat,” ujarnya.
 
Sebagai tambahan informasi, di Kabupaten Boyolali produksi padi sampa Bulan Agustus untuk yang standing crops ada 6.957 hektar, kemudian luas panen hingga Bulan Agustus mencapai 41.288 hektar, produktivitas rata rata mencapai 57,77 kuintal per hektar. Sedangkan produksi padi mampu mencapai 238,542 ton atau setara 136,895 ton beras. Selain itu, tingkat konsumsi sejumlah 1.062.713 jiwa dengan konsumsi 79.052 ton beras, serta surplus setara beras sejumlah 57.843 ton.
 
Sementara itu, dilaporkan hingga akhir 2021, produksi beras diperkirakan akan dihasilkan lahan seluas 49.270 hektar dengan produktivitas rata-rata mencapai 58,07 kuintal per hektar, produksi padi sejumlah 286.120 ton atau setara 164.199 ton beras. Hingga akhir 2021 beras akan dikonsumsi 1.062.713 jiwa penduduk dengan mengkonsumsi 118.578 ton beras. Sehingga surplus beras mencapai 45.622 ton. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)
 
BAGIKAN ARTIKEL INI