Penegakan Kebijakan Pemerintah Turunkan Kasus Aktif Covid-19 Di Boyolali
BOYOLALI – Meski masih berada dalam zona oranye Covid-19, Kabupaten Boyolali dinilai mampu menurunkan kasus aktif Covid-19. Hal ini diyakini karena tegasnya Pemerintah Kabupaten Boyolali bersama dengan aparat gabungan TNI, POLRI dan Satgas Covid-19 untuk menegakkan kebijakan pemerintah pusat menyikapi arus mudik lebaran.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali Ratri S. Survivalina menjelaskan bahwa perkembangan kasus aktif di Kabupaten Boyolali pada pekan ini mengalami penurunan dari angka 3,6 persen menjadi 1,9 persen. Selain penegakan kebijakan pemerintah pusat, Lina mengatakan, kegiatan PPKM Mikro di Kabupaten Boyolali tetap digiatkan untuk mencegah penularan Covid-19 hingga ke tingkat RT, terlebih saat menghadapi aktivitas lebaran.
“Jadi adanya larangan untuk mudik, kemudian dilakukan penyekatan oleh tim dari TNI, POLRI, Satpol PP dan Dinkes. Kemudian juga dilakukan upaya-upaya skrining secara masal baik yang dilaksanakan bekerjasama dengan TNI-POLRI di tempat penyekatan maupun yang dilaksanakan oleh puskesmas-puskesmas,” ungkap Lina saat ditemui di kantornya pada Senin (24/5/2021) pagi.
Sebagai informasi, total kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Boyolali sebanyak 7.405. Dari keseluruhan kasus, 46 persen diantaranya adalah laki-laki dan 54 persen perempuan dan sebanyak 3.706 merupakan kasus simplomatik (bergejala). Secara persentase, kasus bergejala terdapat 50,3 persen dan kasus tidak bergejala 49,7 persen. Sedangkan angka kesembuhan mengalami kenaikan dari minggu kemarin, dari angka 92,6 persen menjadi 94,1 persen. Namun, angka kematian juga mengalami kenaikan dari angka 3,9 persen menjadi 4,1 persen.
Disinggung mengenai tren paska lebaran, Lina mengatakan bahwa Dinkes Kabupaten Boyolali baru melaksanakan evaluasi selama sepekan. Pada evaluasi ini belum ada perubahan dan cenderung mengalami penurunan. Dikarenakan masa inkubasi Covid-19 biasanya terjadi dua pekan setelah kontak, maka harus menunggu sampai pekan kedua, baru akan terdeteksi hasil skrining yang dilaksanakan atau penambahan kasus yang berasal dari rumah sakit.
“Itu nanti baru kita bisa lihat datanya setelah minggu kedua dari libur hari raya Idul Fitri," imbuh Lina.
Ditambahkan, Kabupaten Boyolali sudah tidak ada kasus klaster, kalaupun ada penambahan kasus belum bisa diidentifikasi sebagai klaster karena posisinya menyebar di berbagai kecamatan.
Disinggung mengenai program vaksinasi, diterangkan Lina bahwa sampai saat ini berada di sasaran lanjut usia (lansia) dan pelayanan publik.
“Untuk lansia kita sudah vaksinasi sejumlah 9.676 sasaran untuk dosis pertama, untuk dosis kedua sejumlah 4.818. Sementara untuk petugas pelayanan publik, untuk dosis pertama sudah tervaksin sejumlah 32.219, sedang dosis kedua sejumlah 23.389,” tandas Lina. (Tim Liputan Diskominfo Boyolali)