Berita kami

Padusan Secara Pribadi Diijinkan dengan Pembatasan

08 April 2021 Pemerintahan

BOYOLALI - Bulan suci Ramadan tahun ini tinggal menghitung hari. Masyarakat khususnya di Kabupaten Boyolali memiliki adat kebiasaan atau tradisi yang dinamakan 'Padusan'. Padusan ditujukan untuk membersihkan jiwa dan raga, agar nanti dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk. Namun demikian, karena saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19, maka tradisi yang biasa diselenggarakan secara adat terpaksa ditiadakan.

Ditemui di lokasi Umbul Sungsang Pengging Kecamatan Banyudono Kamis (8/4/2021), Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Susilo Hartono menjelaskan bahwa padusan secara pribadi diperbolehkan, akan tetapi penyelenggaraan padusan tahun ini tidak ada ritual, tidak dilakukan promosi, dan tidak ada hiburan rakyat. Hal ini tentunya dikarenakan oleh aturan PPKM Mikro yang masih berlangsung, dimana tempat rekreasi harus membatasi jumlah pengunjung sebanyak 50 persen.

"Apabila ada pengunjung ingin melaksanakan padusan tentu kita mempersilakan, asalkan tidak boleh terlalu penuh, hanya 50 persen, agar protokol kesehatan tetap terjaga," terangnya.

Susilo menambahkan, dalam pelaksanaannya jika pengunjung sudah mencapai kapasitas 50 persen, maka loket akan ditutup. Loket akan dibuka kembali jika sudah ada pengunjung yang keluar dari lokasi pemandian. Mengenai banyaknya jumlah pemandian yang ada di Kota Susu ini, pihaknya menerangkan bahwa ada empat lokasi yang biasa dikunjungi oleh masyarakat. Keempat lokasi itu antara lain, Umbul Sungsang dan Umbul Tirtomarto yang berada di kawasan Pengging, kemudian Umbul Tlatar dan yang terakhir ada di Kecamatan Simo.

Dalam pelaksanaan padusan nanti, Susilo mengatakan bahwa Disporapar Kabupaten Boyolali akan berkerjasama dengan pengelola obyek wisata, serta menyiapkan personilnya untuk memantau. Setidaknya ada delapan orang yang dikerahkan untuk memantau pelaksaan padusan tersebut yang dibagi di empat tempat, selama dua hari menjelang bulan suci ramadhan.

“Jadi nanti baru akan dibuka lagi kalau sudah ada orang yang keluar lagi, kita atur seperti itu. Itu kalau pengunjung mau menunggu, tapi kalau tidak ya kita persilahkan untuk pulang," tegas Susilo.

Meskipun kebijakan pemerintah ini mengurangi perolehan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Boyolali khususnya dalam bidang pariwisata, namun hal itu tetap harus dilakukan demi memutus rantai penyebaran Covid-19. Susilo mengatakan bahwa sampai akhir Desember nanti, program vaksinasi belum selesai sepenuhnya, sehingga PAD dari pariwisata sudah pasti berkurang drastis. Pada tahun 2019, PAD dari bidang pariwisata mencapai 1,9 miliar, kemudian pada tahun 2020 menurun hingga 50 persen. Sedangkan target untuk tahun 2021 ini diharapkan dapat mencapai PAD sebesar 1,82 miliar.

“Sampai saat ini mungkin ada penurunan sekitar 50 persen pendapatan kita hilang, karena beberapa obyek yang menjadi tempat kita menghasilkan PAD terpaksa ditutup,” tandas Susilo.

Terpisah, pengelola obyek wisata pemandian Umbul Sungsang, Timbul menerangkan bahwa pihaknya telah mengikuti aturan dari pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan. Di lokasi Umbul Sungsang telah disediakan tempat cuci tangan menggunakan sabun, pengunjung wajib memakai masker dan menjaga jarak. Selain itu kapasitas pengunjung juga dibatasi sebanyak 50 persen.

Disinggung mengenai kapasitas pengunjung di masa pandemi ini, Timbul mengatakan bahwa saat ini sudah mulai mengalami peningkatan, meskipun jumlahnya masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan saat sebelum adanya pandemi Covid-19.

“Ya kalau 200 mungkin ada. Sudah meningkat tapi dikit,” ungkap Timbul. (Tim Liputan Diskominfo Boyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI