Jelang Lebaran Produsen Keripik Pisang Watugede; Kemusu Kebanjiran Order
BOYOLALI – Sudah menjadi tradisi dan kebiasaan masyarakat dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri adalah mempersiapkan hidangan camilan yang disediakan bagi yang berkunjung ke rumah. Tentunya hal tersebut sangat menguntungkan bagi produsen makanan ringan atau camilan. Salah satu yang saat ini sedang mendulang rupiah karena kebanjiran pesanan adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) keripik di Desa Watugede, Kecamatan Kemusu.
Ditemui di lokasi pembuatan keripik pada Senin (26/4/2021), Kepala Desa Watugede, Sriyanto menjelaskan bahwa UMKM yang sedang berkembang di desanya adalah keripik pisang dan keripik singkong. Pihaknya mengatakan bahwa pemesanan keripik meningkat sejak awal bulan puasa hingga Idul Fitri, sehingga warga sekitar yang tinggal di dekat lokasi UMKM ikut membantu proses produksinya.
Ditambahkan Sriyanto, dari sekitar 4.500 orang penduduk desa, yang menjadi pelaku UMKM keripik ada 25 persen. Pemerintah Desa juga turut andil dalam memberikan bantuan guna berjalannya UMKM tersebut.
“Bantuan yang pertama itu bibit pisang, yang kedua ada stimulan uang buat beli peralatan, pelatihan-pelatihan ada,” ungkap Sriyanto.
Terpisah, salah satu pelaku UMKM, Suprapto sangat bersyukur dengan banyaknya pesanan saat ini. Peningkatan pesanan di tempat usahanya mencapai 25 persen.
“Alhamdulillah, meningkat,” ucapnya singkat.
Untuk bahan baku keripik pisang, Suprapto mengaku mendapatkan dari perorangan sekitar tempat tinggalnya. Dalam sehari, usahanya mampu memproduksi 20 hingga 30 kilo keripik pisang. Varian yang ditawarkan untuk keripik pisangnya ada rasa manis, asin dan gurih dengan peminat paling banyak adalah rasa manis. Harga yang dipatok untuk pembelian ecer per kilo keripik pisang sebesar Rp 50 ribu. Sedangkan jika untuk dijual kembali, per kilo bisa didapatkan dengan harga Rp 45 ribu. Ditanya mengenai pangsa pasarnya, Suprapto mengatakan bahwa saat ini baru mencakup wilayah Boyolali.
“Ya hanya dari sekitar wilayah Boyolali,” tandasnya. (Tim Liputan Diskominfo Boyolali)