Disnakkan Boyolali Terjunkan Tim untuk Pemeriksaan Antemortem dan Postmortem Hewan Kurban
Foto : Petugas dari Disnakkan Kabupaten Boyolali saat melakukan pemeriksaan hati dan hewan kurban Idul Adha 1443 H
BOYOLALI – Moment Hari Raya Idul Adha dan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang hampir bersamaan, membuat Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali perlu meningkatkan kewaspadaan. Persiapan demi persiapan dilakukan oleh Disnakkan agar masyarakat dapat melakukan penyembelihan hewan kurban dengan tenang.
Dijelaskan oleh Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati bahwa pihaknya melakukan pemeriksaan hewan kurban agar memenuhi syariat Islam dengan mendapatkan daging yang aman sehat utuh dan halal (ASUH).
“Jadi kami menerjunkan tim secara sampling ke lokasi-lokasi takmir yang prioritasnya adalah mengajukan permohonan. Yang kedua juga kami mensampling sendiri pada lokasi-lokasi yang penyembelihannya relatif banyak,” katanya saat dijumpai di ruang kerjanya pada Selasa (12/7/2022).
Mengerahkan sekitar 40 orang terdiri dari tim Kesmavet, Keswan pada 5 UPT dan ada bantuan dokter hewan dari UGM melakukan pemeriksanaan pada hewan yang akan disembelih. Pemeriksaan tersebut dilakukan pada saat sebelum pemotongan (antemortem) dan setelah pemotongan (postmortem).
Lebih lanjut, diungkapkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disnakkan Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanto bahwa seluruh tim melakukan pemeriksaan hewan ternak di 3-5 takmir masjid mulai hari Jumat yang lalu. Dalam sehari, terdapat 60 hingga 100 ekor hewan ternak yakni sapi dan kambing yang diperiksa oleh tim.
“Untuk temuan tim kami, untuk pemeriksanaan antemortem masih ditemukan ternak yang menunjukkan gejala ringan PMK. Karena sesuai dengan fatwa MUI bahwa ternak yang terkena gejala klinis PMK ringan ini masih sah untuk dijadikan hewan kurban, maka kita rekomendasikan untuk dijadikan hewan kurban. Namun penanganannya dilaksanakan di pemotongan di akhir,” jelasnya.
Selain itu, ada pula temuan hewan ternak yang belum cukup umur yang terlihat dari gigi hewan ternak yang belum tanggal yang menunjukan sapi tersebut masih dibawah dua tahun dan kambing masih di bawah satu tahun.
“Untuk temuan postmortem setelah disembelih jadi memang ditemukan adanya Tiger Heart atau kelainan pada paru-paru ini menunjukkan memang ternak tersebut pernah terjangkit PMK namun sudah kondisi sembuh,” lanjutnya.
Adapula temuan cacing hati terkait dengan manajemen pakan dari peternak. Kemudian ada temuan gumpalan darah di dalam jantung yang menunjukkan proses pengeluaran darah belum sempurna pada saat dipotong. Serta ada temuan hewan ternak yang terinfeksi pneumonia atau pembengkakan pada paru-paru yang direkomendasikan untuk dimusnahkan.
“Dalam rangka pengendalian PMK dari kita harapan untuk menyediakan tempat perebusan itu untuk merebus bagian-bagian tertentu utamanya kaki, kepala dan jeroan apalagi pada saat pemeriksaan antemortem ternaknya menunjukkan gejala klinis,” ujarnya.
Sebagai tambahan informasi, hingga 11 Juli 2022 hewan ternak yang mengidap PMK sejumlah 32 ekor, suspek PMK mencapai 5.169 ekor, sembuh PMK 1.121 ekor dan mati sebanyak 54 ekor yang tersebar di 22 kecamatan di Kabupaten Boyolali. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)