Berita kami

Boyolali Miliki Angka Terendah Kasus Stunting

29 December 2021 Pemerintahan

Foto : Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) berbincang dengan calon pengantin yang melakukan pemeriksaan kesehatan meliputi HB, pengukuran berat badan, tinggi badan dan LILA yang kemudian diinput di aplikasi elsimil di Pendopo Gedhe Boyolali. Rabu (29/12/2021)


BOYOLALI – Banyaknya kasus stunting di Indonesia, membuat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia melakukan pencegahan sedini mungkin. Salah satunya dengan melaunching pendampingan, konseling dan pemeriksaan Kesehatan dalam tiga bulan sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu kepada calon pengantin. Kegiatan ini digelar di Ruang Merbabu Kantor Bupati Boyolali, pada Rabu (29/12/2021).

Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa stunting bisa dicegah dari sebelum hamil sehingga kasus stunting dapat tertangani dengan baik. Stunting sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak serta berpengaruh pada kemampuan intelektual dan kualitas hidup pada anak.

Menyikapi hal tersebut, Hasto mengapresiasi Kabupaten Boyolali yang memiliki angka stunting terendah di jawa tengah yakni di bawah 10 persen. Berdasarkan input pengukuran dan penimbangan di Elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (ePPGBM) Pada tahun 2020 angka stunting di Kabupaten Boyolali mencapai angka 9,02 persen atau sekitar 5.000 balita kemudian pada tahun 2021 ini dari 50.403 balita yang diukur ada penurunan di angka 8,9 persen atau tepatnya 4.172 balita.

“Angka stunting di Boyolali bisa menjadi contoh, sudah dibawah 10 persen. Ini luar biasa, saya berharap ini bisa menjadi contoh secara nasional, pemeriksaan tiga bulan sebelum nikah,” kata Hasto usai acara.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga menyambut baik atas program BKKBN RI tersebut. Pemeriksaan kadar Hb, pengukuran lingkar lengan atas, tinggi badan dan berat badan tersebut dinilai merupakan langkah awal untuk generasi yang lebih baik tanpa stunting.

“Program dari BKKBN ini menurut saya sangat bagus, kalau kita bisa deteksi sejak awal maka pengendalian stunting kita akan cukup bagus. Itung itungan kita kalau seluruh Jawa Tengah kurang lebih 500.000 setahun orang hamil maka kurang lebih 20 persen yang bermasalah dapat kita cari,” kata Ganjar.

Senada, Bupati Boyolali, M. Said Hidayat yang turut hadir menyampaikan terimakasih atas capaian angka stunting di Kota Susu.

“Ini langkah yang baik. Maka kabupaten boyolali sangat mendukung atas apa yang dilakukan. Harapan kita, Kabupaten Boyolali dalam hitungan tahun demi tahun stunting terus menurun, harapan kita ke depan dapat semakin turun dan nol stunting,” harap Bupati Said. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI