BKKBN Beri Edukasi dan Donasi Masyarakat Agar Terapkan PHBS di Keluarga
Foto : Pemkab Boyolali bekerja sama dengan BKKBN Provinsi Jateng mengadakan program edukasi dan donasi untuk terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di salah satu rumah makan Kawasan Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali. Kamis (08/09/2022)
BOYOLALI – Dalam upaya dukungan terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada masyarakat di Kabupaten Boyolali, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah mengadakan program edukasi dan donasi. Kegiatan ini bertempat di salah satu rumah makan di Kawasan Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali pada Kamis (08/09/2022).
Dijelaskan oleh Direktur Bina Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana (KB) BKKBN, Martin Suanta bahwa pihaknya mengagendakan dengan pihak swasta melakukan edukasi melalui tim pendamping keluarga (TPK) untuk senantiasa menjaga kebersihan. Di pilih Kabupaten Boyolali, karena TPK di Kabupaten Boyolali ini memiliki kinerja yang solid.
“Melakukan edukasi tentang PHBS serta membagi 818 paket ke TPK Kabupaten Boyolali yang akan dibagikan ke masyarakat melalui tim pendamping. Saya harap TPK semangat bekerja untuk penurunan stunting, ujung ujungnya kita akan menurunkan stunting,” ungkapnya.
Donasi tersebut berupa sabun kesehatan antiseptik cair 95 mililiter sebanyak 80 per botol yang dilakukan oleh 818 TPK Kabupaten Boyolali. Pemberian sabun disertai dengan materi edukasi cara menggunakan sabun antiseptic untuk menjalankan PHBS di dalam keluarga.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Widwiono mengungkapkan bahwa melalui program PHBS tersebut merupakan salah satu upaya untuk mencegah kasus stunting.
“Jadi saya terima kasih kepada Boyolali dan saya juga mendukung bantuan ini di berikan ke Boyolali. Jadi tentunya dampak positifnya akan lebih bagus,” katanya.
Senada, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina mengatakan bahwa data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali per Desember 2021 angka stunting di Kota Susu diangka delapan persen. Angka tersebut sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan target nasional di angka 14 persen.
“Sekarang kita lebih ke upaya promotif dan preventif, bagaimana yang delapan persen itu bisa tertangani, tetapi jangan sampai ada tambahan lagi untuk kasus stunting baru,” harap Lina. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)