Beri Edukasi Benda Pusaka Ke Masyarakat, Disdikbud Gelar Pameran ‘Sang Maha Karya Nusantara’
Foto : petugas memberikan informasi mengenai keris kepada para pelajar yang berkunjung di Museum Hamong Wardoyo. Selasa (17/12/2024)
BOYOLALI – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali menggelar pameran benda pusaka dengan tema ‘Sang Maha Karya Nusantara’. Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya pelajar ini diselenggarakan di Museum Hamong Wardoyo Kabupaten Boyolali, selama dua hari yakni Selasa dan Rabu (17-18/12/2024) mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB.
Disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Boyolali Eko Sumardiyanto, benda pusaka yang dipamerkan pada hari ini sebagian besar adalah keris yang merupakan warisan budaya yang sudah diakui dunia melalui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda, sehingga pada tanggal 13 November diperingati sebagai Hari Keris Nasional.
Ia menuturkan, pameran yang sudah dua kali dilaksanakan ini juga salah satu upaya melestarikan budaya yang ada di tanah air, karena keris merupakan pusaka berharga sejak abad ke 13 yaitu masa Kerajaan Majapahit. Selain pameran gratis, kegiatan yang akan dilakukan pada hari berikutnya adalah Talkshow terkait perkembangan museum dan koleksi benda pusaka yang ada di Kabupaten Boyolali dengan mengundang siswa sekolah SD dan SMP.
“Harapannya ini bisa memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya pelajar karena kita akan mengundang beberapa pelajar yang ada di Kabupaten Boyolali, sehingga pelajar lebih paham benda pusaka khususnya keris.” katanya.
Sementara itu, salah satu pelaku seni budaya Kabupaten Boyolali Yosef Kustono yang turut berpartisipasi dalam pameran ini mengatakan, benda pusaka yang dipamerkan berjumlah 134, terdiri dari 104 keris dan sisanya berupa tombak, bethok, dan benda-benda yang memenuhi kriteria sebagai pusaka.
Tujuan diadakannya pameran ini adalah untuk memperkenalkan lebih dalam lagi kepada masyarakat terutama anak sekolah agar mereka lebih mengenal lagi tentang apa sebenarnya maha karya nenek moyang kita. Menurut Yosef, keris bukan hanya sebagai local wisdom namun baginya keris merupakan local genius, karena nenek moyang yang menciptakan keris pasti sudah melalui beberapa tahapan atau riset pada saat itu.
“Ini tidak hanya local wisdom, tapi local genius, jadi peninggalan yang memang pada penciptaannya dulu itu sudah melalui tahapan-tahapan, kalau sekarang kajian intelektualnya sudah tinggi.” ungkap pria yang juga mengkoleksi beberapa keris ini. (Tim Liputan Pemerintah Kabupaten Boyolali)