tingkat perceraian di Boyolali meningkat
BOYOLALI - Pandemi Covid-19 mengakibatkan persoalan di berbagai sektor kehidupan. Bukan hanya faktor ekonomi dan pertengkaran terus menerus,wabah ini pun menjadi pemicu tingginya angka perceraian di Kabupaten Boyolali.
Berdasarkan data Pengadilan Agama Boyolali, tingkat perceraian di Boyolali meningkat. Jumlah pendaftar gugatan terhitung mulai bulan Januari sampai bulan Juni 2020 mencapai 966 perkara,yang diputus dari bulan Januari sampai bulan Juni 2020 mencapai 877 perkara," ujar Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Boyolali,Mubarok,Senin (13/7/2020).
Mubarok menjelaskan angka pendaftaran gugatan cerai di kantor Pengadilan Agama Boyolali mengalami peningkatan sejak pandemi Covid-19. Kasus gugat perceraian ini hampir 80 persen didominasi kaum wanita.
" Tingkat perceraian di Boyolali dipicu Karena faktor perselisiha pertengkaran terus menerus sebanyak 522 perkara.Kemudian faktor yang kedua karena meninggalkan disalah satu pihak sebanyak 260 perkara,dan diurutan terakhir masalah ekonomi sebanyak 171 perkara dan sisanya karena penganiyayaan," jelasnya.( Mul )