Berita kami

Terus Upayakan Penurunan Stunting, BKKBN Jawa Tengah Lakukan Evaluasi dan Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting di Boyolali

23 November 2022 Pemerintahan

Foto : Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan saat memberikan arahan dalam acara Evaluasi dan Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting (AKS) di Hotel Front One Boyolali. Rabu (23/11/2022)

BOYOLALI – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah mengunjungi Kabupaten Boyolali dalam rangka Evaluasi dan Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting (AKS). Kunjungan tersebut disambut oleh Wakil Bupati (Wabup) Boyolali Wahyu Irawan di Hotel Front One Boyolali pada Rabu (23/11/2022).

Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Agus Pujianto menjelaskan, kegiatan ini dilakukan untuk percepatan penurunan kasus stunting di Jawa Tengah. Salah satu terobosan BKKBN yaitu melalui pendekatan pendampingan keluarga yang berkesinambungan dimulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, serta baduta dan balita.

“Melalui pendampingan keluarga ini diharapkan semua faktor resiko stunting dapat diidentifikasi sejak dini dan dilakukan upaya untuk meminimalisir faktor resiko tersebut.” katanya.

Ditambahkan, pendekatan BKKBN yang dilakukan untuk penurunan stunting melalui berbagai program pencegahan dan penanganan stunting. Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan program tersebut, perlu dilakukan audit kasus stunting secara berkala sehingga jika ditemukan kasus stunting segera dapat dilakukan tindak lanjut yang tepat. Diharapkan, setiap Kabupaten/Kota dapat melaksanakan diseminasi audit kasus stunting minimal dua kali dalam satu tahun.

“Audit kasus stunting ini adalah merupakan forum untuk mencari solusi ataupun komitmen agar penanganan kasus stunting ini bisa maksimal, terutama yang tidak bisa diselesaikan ditingkat tim pendamping keluarga” tandas Agus.

Sementara itu, Wabup Iwan menanggapi dalam sambutannya, penanganan kasus stunting yang terpenting adalah tindak lanjut yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan agar dapat mencegah kasus serupa.

“Ya aksinya saja, ora kakean [tidak kebanyakan] rapat dasdes satset” pesannya.

Sebagai informasi, berdasarkan data yang disajikan diwebsite dinkes.boyolali.go.id jumlah kasus stunting hingga Oktober 2022 mencapai 7,02 persen berada di angka 4.182. Sedangkan jumlah balita dengan gizi buruk per Oktober 2022 sebanyak 12 anak terdiri dari enam balita laki-laki dan enam balita perempuan. Sementara itu, jumlah Bumil Kekurangan Energi Kronis (KEK) per Oktober 2022 sebanyak 123. Kemudian menurut aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) di wilayah Kabupaten Boyolali hingga bulan Oktober 2022 mencapai angka 85,82 persen. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI