Berita kami

Tangani LSD, Pemkab Boyolali Gencarkan Vaksinasi, Disinfeksi Kandang, dan Edukasi Manajemen Pakan Kepada Peternak

10 February 2023 Pemerintahan

Foto Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lucia Dyah Suciati (kanan) bersama Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali Afiany Rifdania saat ditemui di kantornya. Kamis (09/02/2023)

 

BOYOLALI – Merebaknya penyakit hewan ternak Lumpy Skin Disease (LSD) di Boyolali, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali terus berupaya menangani secara maksimal. Menurut data yang diperoleh hingga Senin (6/2/2023), ternak sapi suspek LSD sudah mencapai 1.208 ekor dengan 32 positif LSD yang dibuktikan dengan uji laboratorium dan sudah menyebar di 19 Kecamatan.

Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lucia Dyah Suciati menjelaskan, hanya tiga kecamatan yang bebas dari LSD yakni Selo, Sawit dan Banyudono. Pihaknya mengatakan, jika LSD ini dapat dicegah dengan pembersihan kandang dengan penyemprotan disinfektan karena LSD penyebarannya dari virus yang bersifat sporadis sehingga penyemprotan sangat diperlukan.

“Jadi tetep penyemprotan ini sangat diperlukan, jaga kebersihan biosecurity kemudian penanganan untuk yang laporan sakit dan vaksinasi untuk penanganan tuntasnya.” terangnya saat ditemui di kantornya Jumat (10/2/2023).

Terkait vaksin LSD, perempuan yang akrab disapa Luci ini mengungkapkan jika Pemkab Boyolali sampai hari ini sudah menerima vaksin dari pusat sejumlah 4300, dengan 3900 vaksin sudah disuntikkan kepada hewan ternak. Namun kedepannya, Disnakkan akan mengajukan bantuan lagi sebanyak 15 ribu agar dapat memberikan vaksinasi secara menyeluruh kepada semua hewan ternak di Kota Susu.

Disamping vaksin, bantuan terus dikucurkan berupa disinfektan ke dua Kecamatan yang paling banyak ditemui kasus LSD yakni Juwangi dan Wonosamodro yang masing-masing diberikan 10 drigen. Dengan bantuan tersebut, diharapkan pihak Desa dan peternak bekerjasama untuk membersihkan lingkungan dan penyemprotan kandang secara menyeluruh untuk mencegah penyebaran LSD.

Selain vaksin dan disinfektan, penanganan LSD ini diperlukan kesadaran peternak dalam hal manajemen pakan dan manajemen kebersihan kendang. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali Afiany Rifdania, bahwa peternak harus mampu memberikan pakan hijauan dengan kualitas yang baik agar hasil yang diperoleh signifikan pada kesembuhan hewan dan daya tahan tubuh menjadi lebih baik sehingga vaksin yang diberikan sangat efektif.

“Pakan yang baik itu adalah pakan hijauan tetapi harus dilayukan terlebih dahulu, jadi minimal satu hari sebelumnya itu dilayukan kemudian baru diberikan.” tandasnya. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI