Surveilan Berbasis Masyarakat Dapat Cegah KLB
Foto : Ketua PMI Kabupaten Boyolali Sunarno saat memberika sambutan dalam acara Uji Petik Rancangan Petunjuk Teknis Surveilans Berbasis Masyarakat di Pendopo Kelurahan Siswodipuran Boyolali Kota. Rabu (05/10/2022)
BOYOLALI - Pelibatan masyarakat dalam pengendalian wabah terutama dalam kegiatan pencegahan pendeteksian dan respon wabah dianggap efektif dalam mencegah peningkatan kasus dan membatasi penyebaran penyakit penyebab wabah. Hal tersebut dikemas dalam Surveilan Berbasis Masyarakat (SBM)
Hal tersebut diungkapkan Nancy Dian Anggraeni selaku Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) saat melakukan kunjungan di Kelurahan Siswodipuran, Boyolali Kota, Boyolali.
Ia mengatakan,dengan melalui program kesiapsiagaan epidemi dan pandemi dengan dukungan dana dari badan pembangunan internasional Amerika Serikat, Usaid, PMI telah melakukan pelatihan surveilans berbasis masyarakat serta pendampingan terhadap relawan siaga bencana berbasis masyarakat.
“Kita melakukan semacam ujicoba dari petunjuk teknis surveilans berbasis masyarakat. Jadi kita mengunjungi dua daerah yakni, Siswodipuran dan Sumbung, Cepogo,”katanya kepada boyolali.go.id, Rabu (05/10/2022).
Menurutnya, relawan yang dilatih untuk melakukan pengenalan dan verifikasi gejala dan risiko penyakit berpotensi wabah selanjutnya dilaporkan serta ditindaklanjuti oleh Puskesmas dan Puskeswan setempat.
“Kita akan mengetahui seberapa jauh relawan menjadi pelaksana surveilans berbasis masyarakat tersebut. Kegiatan tersebut sudah disiapkan dari Kementerian dan ini kegiatan bersama antara beberapa Kementerian,”jelas dia.
Dikatakannya, dalam kegiatan ini, Palang Merah Indonesia (PMI) bersama Kementerian Kesehatan, Kemenko PMK, BNPB dan beberapa Kementerian.
Lanjut dia, tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatkan masukan dari masyarakat terhadap petunjuk teknis yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan mitra yang akan digunakan untuk implementasi SBM di seluruh Indonesia.
“Jadi nanti membutuhkan sukarelawan dari masyarakat untuk bisa mendekteksi adanya penyakit yang menjadikan luar biasa, serta penyakit yang menimbulkan wabah,”kata dia.
Sementara itu, Ketua PMI Cabang Boyolali Sunarno mengatakan, saat ini melakukan uji petik untuk membuat rancangan yang nantinya akan dibakukan dan menjadi petunjuk teknis untuk tingkat nasional.
“Jadi Siswodipuran ini yang sudah mendapatkan pelatihan dan peningkatkan kapasitas. Dari sini nantinya akan ke Desa Sumbung, Cepogo. Disana belum mendapat pelatihan. Jadi nanti sebagai pembanding antara warga yang mendapat pelatihan dan yang belum,”kata dia.
Surnarno berharap, tim teknis setelah mengadakan diskusi, selanjutnya dua lokasi Siswodipuran dan Sumbung akan dibuat rancangan petunjuk teknis ditingkat nasional.
“Namun keseluruhan, PMI Boyolali mendampingi 5 desa dan satu kelurahan. Kelurahan Siswodipuran dan Desa Karangmojo,Sobokerto,Sumber Agung,Singosari dan Desa Banyuanyar,” jelasnya.
Ia menambahkan, apabila SBM ini bagus maka akan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama untuk peningkatan kapasitas masyarakat dan apabila ada kejadian luar biasa endemi maupun pandemi masyarakat bisa langsung mengantisipasinya. (Tim Liputan Diskominfo Boyolali)