Berita kami

Sambut Nuzullul Quran Ratusan Santri Mengaji Berlampu Sentir

01 April 2024 Agama

Foto : Santri Ponpes Nurul Hidayah Al Barokah mengaji dengan menggunakan sentir. Minggu (31/03/2024)


BOYOLALI - Berbagai cara dilakukan dalam menyambut malam Nuzullul Quran atau malam yang istimewa di akhir bulan suci ramadhan. Seperti halnya dilakukan ratusan santri pondok pesantren (ponpes) Nurul Hidayah Al Mubarokah di Desa Sempu, Kecamatan Andong, Boyolali.

Mereka dengan membawa lampu minyak dan juga Al-Quran, berjalan dengan bersholawat menuju tanah lapang yang jaraknya sekitar 200 meter dari ponpes untuk melakukan ngaji bersama dengan menggunakan penerangan lampu minyak atau sentir.

Setibanya di tanah lapang para santri dan pengasuh pondok pesantren tersebut kemudian membaca Al-Quran hanya dengan penerangan sentir. Meski tidak seterang lampu listrik, namun para santri tersebut tampak antusias dalam membaca surat surat dalam Al-Quran.

Pengurus ponpes Nurul Hidayah Al Mubarokah, Muhammad Fathan Syarifudin mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setahun sekali untuk memperkenalkan kepada para santri dalam perjuangan nenek moyang jaman dahulu saat membaca Al-Quran serta menziarkan agama Islam.

“Jadi para nenek moyang kita dahulu membaca Quran membawa sentir serta hanya memakai oncor, tetapi mereka mau melakukannya. Kegiatan ini sebagai pengenalan para santri, agar mereka merasakan susahnya jaman dahulu dalam membaca Al-Quran serta mencari ilmu,”kata Muhammad Fathan Syarifudin. Minggu (31/03/2024).

Fathan mengungkapkan, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap bulan ramadan atau di malam Nuzullul Quran. Kemudian dalam situasi saat ini yang sudah banyak fasilitas penerangan, seharusnya mereka tahu dan mau membaca Al-Quran.

“Kegiatan ini rutin kami lakukan dalam malam Nuzullul Quran. Kami juga menegaskan kepada para santri bahwa saat ini sudah banyak fasilitas penerangan. Kegiatan ini agar mereka mau berpikir,”ujar dia.

Dalam kegiatan membaca Al-Quran dengan menggunakan sentir itu pun disambut antusias para santri. Bahkan para santri mengaku dengan penerangan minim dan suasana yang hening mereka dapat lebih mudah menghayati kitab suci Al-Quran secara utuh.

“Jadi ngaji pakai sentir ini agar mengigat pada jaman dahulu, mereka membaca atau ngaji Quran juga seperti ini. Setelah membaca ini, besok pagi bertemu kepada Abah kemudian pemulangan atau libur panjang,”kata dia.

Sementara itu, salah satu Santri Inayatu Rochmah, mengaku senang dengan mengaji sentir di pondok pesantrennya. “ ini sudah rutin dilakukan mengikuti ngaji sentir”, kata Inayatu.

Inayatu menilai membaca Al-Quran terasa lebih meresap dan syahdu dengan mengaji sentir dalam kegelapan malam.

“Mengaji di lapangan terbuka membuat hati tenang dengan angin yang sejuk. Kata santriwati Pondok Pesantren di Andong tersebut.(Tim Liputan Pemkab Boyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI