Regenerasi Seni Kriya Logam Tumang Sebagai Upaya Pelestarian
Foto : Seorang pengrajin seni ukir tembaga dan kuningan saat melakukan proses produksi di Desa Tumang Kecamatan Cepogo
BOYOLALI – Kabupaten Boyolali memiliki segudang karya seni yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat lokal hingga mancanegara. Salah satunya seni kriya logam di Dusun Tumang, Kecamatan Cepogo yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI pada tanggal 7 Desember 2021. Usai ditetapkan, seni kriya logam ini menjadi pengetahuan tradisional yang patut untuk dilestarikan karena telah menjadi identitas busaya nasional.
Diungkapkan oleh tim peneliti dari Universitas Indonesia (UI), Widhyasmaramurti bahwa seni kriya logam Tumang menjadi bagian penting dari Kabupaten Boyolali sehingga perlu upaya perlindungan, pengembangan, pembinaan dan pemanfaatan seni kriya logam Tumang. Salah satu upaya yang ditekankan olehnya yakni regenerasi pengrajin seni kriya Tumang oleh generasi muda.
“Regenerasi dalam bentuk pengajaran bagian dari kurikulum resmi, dalam artian diajarkan secara berstruktur di sekolah baik melalui ektrakurikuler maupun pengetahuan secara umum melalui muatan lokal Bahasa Jawa,” ungkapnya saat kegiatan audiensi bersama Bupati Boyolali, M. Said Hidayat di Ruang Nakula Kantor Bupati Boyolali, Kamis (30/12/2021) pagi.
Senada, Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI, Bondan Kanumoyoso juga mendukung dilakukannya regenerasi pengrajin seni kriya Tumang.
“Potensi di Kabupaten Boyolali luar biasa. Ini adalah salah satu kearifan lokal yang luar biasa yang sekarang sedang kita coba untuk angkat Kembali,” ujarnya.
Bupati Said menyambut baik atas upaya pelestarian seni kriya Tumang. Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, diharapkan seni kriya logam dapat terus dilestarikan oleh generasi berikutnya.
“Ini akan mampu menjaga. Meregenerasi dari apa yang menjadi tujuan kita untuk menjaga keberadaan kerajinan Tumang tidak tinggal nama, tetapi Tumang dengan kerajinan yang tetap terjaga,” kata Bupati Said.
Sebagai tambahan informasi, Desa Cepogo kini memiliki 9.093 jiwa yang terdiri dari 3.033 KK. Kawasan ini memiliki 55 outlet showroom dan 178 bengkel menengah besar dengan pelaku usaha sejumlah 2.000 orang. Banyaknya pelaku usaha tersebut, dapat dikatakan bahwa seni kriya logam ini sudah menjadi industri rakyat yang terinternalisasi dalam kehidupan sehari hari masyarakat sekitar. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)