Berita kami

Pemkab Boyolali Libatkan Masyarakat Hidupkan Kepariwisataan

05 February 2023 Pemerintahan

Foto : Bupati Boyolali, M. Said Hidayat saat memberikan sambutan di car free day Boyolali dengan slogan "Ayo Wisata ke Boyolali, Boyolali Ngangeni Selalu Dihati. Minggu (05/06/2023)

BOYOLALI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, melibatkan masyarakatnya untuk bersama-sama menghidupkan sektor pariwisata. Hal ini untuk mewujudkan slogan "Ayo Wisata ke Boyolali, Boyolali Ngangeni dan Selalu Dihati".

Ajakan ini digaungkan Bupati Boyolali, Muhammad Said Hidayat, saat meramaikan acara car free day (CFD), Minggu (05/02/2023). Turut hadir mendampingi bupati yakni Wakil Bupati (Wabup) Boyolali Wahyu Irawan, ketua DPRD Boyolali Marsono, sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta jajaran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

"Ini kebetulan Dinas Pariwisata Olahraga bersama beberapa BUMD, bersama-sama ini, kita bersama dalam rangka kita manfaatkan untuk sosialisasikan mengajak kepada warga masyarakat Kabupaten Boyolali juga masyarakat di luar Boyolali, kita mengajak bagaimana menghidupkan kepariwisataan di Kabupaten Boyolali yang sudah mulai terus kita tata ini agar daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Boyolali ini benar-benar dapat dinikmati, diminati oleh warga masyarakat Boyolali dan sekitarnya," ujar Said.

Said mengatakan, Pemkab melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) selalu mendorong dan memberikan dukungan terhadap desa-desa mengenai kepariwisataan di Kabupaten Boyolali.

"Maka kedepan ini bagaimana kita mendorong upaya langkah kita memberikan dukungan terhadap kepariwisataan, karena kemarin melalui Dispermades juga mendorong desa-desa berkoordinasi dengan pariwisata sehingga menghadirkan Perda untuk Desa Wisata," ujarnya.

Begitu juga melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan untuk mewujudkan 22 buku yakni Boyolali Punya Cerita. Ini adalah bagian upaya bagaimana dapat mulai memahami bahwa kekayaan kearifan budaya lokal dapat memberikan dukungan terhadap perkembangan kepariwisataan Kabupaten Boyolali.

"Maka dengan Boyolali Kaya Cerita di tahun ini Dinas Arsip dan Perpustakaan kita dorong agar di awal tahun ini dapat menghadirkan kembali, setidaknya menggenapi dari 45 desa wisata yang ada di Kabupaten Boyolali ini yang kemarin sudah di Perdakan melalui Perda Desa Wisata jumlahnya 45 dan harapan kita di tahun ini dapat lengkap 45 buku terdukung dengan kearifan lokalnya melalui Boyolali Kaya Cerita.
Kemarin yang saya minta untuk dikerjakan 27 buku, karena dari 22 buku kemarin baru membekap kurang lebih 18 buku diantara 45 Desa Wisata, maka masih kurang 27 buku. Kita harapkan 27 buku dapat dilengkapi di tahun ini," kata Said.

Menurut Said, upaya pengembangan pariwisata tidak bisa sendirian. Semua harus bekerja bersama, termasuk ruang lingkup desa dan sebagainya. Semua harus hadir dengan semangat membangun seperti yang digaungkan Boyolali Metal yakni melangkah bersama menata bersama penuh totalitas.

"Termasuk dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian juga sudah kita minta koordinasikan agar dapat menghadirkan Boyolali Kaya Rasa. Sehingga rasa Boyolali ini dapat memberikan dukungan terhadap kepariwisataan, karena kekayaan kuliner di Kabupaten Boyolali cukup beragam," ujarnya.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali, Supana, menambahkan, untuk menggeliatkan sektor pariwisata pasca pandemi, pihaknya berupaya untuk selalu bersosialisasi tentang potensi wisata yang ada di Boyolali.

"Dari 45 desa wisata, semua sedang berbenah dan Alhamdulillah sudah beberapa ini banyak dikunjungi, misalnya Desa Wisata Banyuanyar dengan kopinya itu sekarang sudah menggeliat dikunjungi oleh banyak wisatawan. Kemudian di Selo, di sana ada pasar batok, dan sebagainya," ujarnya.

Supana mengatakan, banyak wisata baru yang bermunculan di Kabupaten Boyolali yang saat ini beramai-ramai mengajukan untuk dijadikan Desa Wisata. Pihaknya terus mengupayakan pengajuan dari masyarakat yang ingin segera ditetapkan dengan surat keputusan (SK) Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

"Jadi desa wisata tidak muncul secara tiba-tiba, harus dimulai dengan semangat masyarakat kemudian punya potensi dan kita bentuk Pokdarwis. Ketika Pokdarwis itu eksis baru kita maju ke bupati untuk dimunculkan adanya SK tentang Desa Wisata," jelasnya. (Tim Liputan Diskominfo Boyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI