Pasien OTG Hamil Dari Kudus Dirujuk Ke RS
BOYOLALI – Isolasi Terpusat Jawa Tengah Asrama Haji Donohudan (AHD) sedianya merupakan tempat yang disediakan oleh pemerintah untuk menampung pasien orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Namun tak jarang ada pula pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit (RS) karena kemudian mengalami keluhan.
Hal ini disampaikan dokter penanggung jawab AHD, dr. Sigit Armunanto saat ditemui di lokasi ring III Isolasi Terpusat AHD pada Rabu (9/6/2021). Bahwa dari 302 pasien yang berasal dari Kudus, ada 12 orang pasien Covid-19 yang harus dirujuk ke RS, dimana salah satunya adalah seorang ibu hamil. Dijelaskan bahwa keseluruhan jumlah pasien di AHD sampai dengan hari ini ada 482, terdiri dari 190 pasien dari Soloraya dan 302 dari Kudus.
“Seharusnya kan kita OTG disini, tapi ternyata banyak yang datang, yang mungkin kelelahan jauh atau mungkin ada hal-hal tertentu sehingga terabaikan. Sehingga sampai di sini dia dengan keluhan. Ada yang hipertensi, ada yang DM [diabetes melitus], ada yang kondisinya lemah, bahkan ada yang hamil tadi itu,” terang Sigit.
Pasien OTG yang diisolasi di AHD diarahkan untuk melakukan aktifitas agar segera negatif Covid-19, namun karena mengalami keluhan-keluhan maka harus segera dirujuk ke RS. Dikatakan Sigit, tempat rujukan adalah beberapa RS di area Surakarta.
“Kita rujuk ke Moewardi, ke RSJ Solo, maupun ke rumah sakit tentara,” ujarnya.
Sementara, Kepala AHD Bambang Sumanto yang saat ini selaku penanggung jawab pengelolaan untuk pasien Covid-19, menjelaskan bahwa kapasitas ruangan di AHD ada 872 tempat tidur. Sedangkan untuk tenaga kesehatan (nakes) yang melayani di AHD berasal dari RSJD Klaten, RSJD Surakarta, RS Moewardi Surakarta, Balkesmas Klaten, dan Balkesmas Ambarawa. Namun dikarenakan ada penambahan pasien dari Kudus, maka ada penambahan tim kesehatan dari TNI, Polri, maupun relawan.
Mengenai keamanan di AHD, Bambang mengatakan, AHD terdapat 14 orang satpam yang setiap harinya dibantu oleh aparat TNI-Polri sebanyak 10 orang untuk berjaga di pos.
“Alhamdulillah ini banyak back up bantuan untuk keamanan di sini,” ungkapnya.
Mengenai kegiatan yang dilakukan pasien OTG selama menjalani masa karantina di AHD, Bambang menjelaskan bahwa pasien diberikan kegiatan yang positif dari pagi hingga malam hari.
“Pagi hari jam enam kita senamkan, jam tujuh itu makan pagi, nanti jam delapan mulai untuk berjemur sampai siang nanti makan siang. Dan setelah itu dia juga bersih-bersih untuk kamarnya sendiri," katanya.
Selain itu, disebutkan Bambang, ada juga kegiatan hiburan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Tengah berupa pentas akustik serta disediakan pemutar musik agar pasien tidak merasa jemu. Disamping itu, para pasien yang dikarantina di AHD akan dimasukkan ke dalam grup ‘SEHATI’, yang mana anggotanya adalah orang yang pernah di karantina di AHD.
“Jadi mereka itu bisa nguda rasa [mencurahkan perasaan] atau apa di grup itu, mungkin ada kekurangan atau sesuatu bisa disitu untuk menyampaikan. Nanti dari petugas kami baik dari medis atau pengelola akan menindaklanjuti," tandasnya. (Tim Liputan Diskominfo Boyolali)