Jelang Bulan Suci Ramadan, Tradisi Padusan di Boyolali Bakal Digelar Meriah
Foto : Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Supana saat ditemui boyolali.go.id dikantornya beberapa waktu yang lalu.
BOYOLALI - Tradisi Padusan menjelang Bulan Suci Ramadan akan kembali digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Tradisi yang sempat terhenti beberapa tahun karena pandemi Covid-19 ini akan digelar secara meriah dan penuh hiburan selama dua hari yakni Selasa-Rabu (21-22/03/2023).
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Supana mengungkapkan bahwa terdapat dua lokasi yang akan menjadi pusat tradisi Padusan di Kota Susu. Kedua tempat tersebut yakni Umbul Tirto Marto Pengging dan di Tlatar. Untuk di Umbul Tirto Marto Pengging, tradisi akan dilakukan secara ritual.
"Nanti akan dimulai kegiatan tersebut dari Kecamatan Banyudono menuju ke pemandian siraman ndalem Umbul Tirto Marto,” ujarnya saat ditemui di kantornya pada Jumat (17/03/2023).
Tradisi padusan di Umbul Tirto Marto akan digelar pada Selasa (21/03/2023) yang akan dihadiri Bupati Boyolali, Wakil Bupati Boyolali, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Boyolali, Ketua DPRD Kabupaten Boyolali, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta komunitas budaya. Tradisi ini akan dimulai dengan kirab budaya yang melibatkan 150 orang dari semua komunitas baik dari birokrasi, Mas-Mbak Boyolali, Ketua Dewan Adat Keraton Solo, dan Ketua Pakasa Boyolali.
Selain mengadakan tradisi padusan, Disporapar Boyolali juga menggelar acara hiburan untuk masyarakat selama dua hari di dua lokasi.
"Hari pertama (Alun-Alun Pengging, Kecamatan Banyudono)
kami memberi ruang dan kesempatan kepada musisi Pengging, kira-kira ada lima grup musik baik itu keroncong, Koes Ploesan, band-band-an, dangdutan, campursari, yang menampilkan seniman di Kecamatan Banyudono pada Selasa tanggal 21 [Maret],” kata dia.
Kemudian pada hari kedua Rabu (22/3/2023), Supana menjelaskan di tempat yang sama akan ada hiburan musik dangdut.
Supana mengungkapkan untuk pemandian yang biasa digunakan padusan masyarakat tak hanya satu atau dua umbul. Di kompleks Umbul Tirto Marto, sebut dia, ada Umbul Siraman Ndalem dan Umbul Dudo, kemudian di luar ada Umbul Sungsang dan Umbul Kendat.
Sementara di Tlatar, pihaknya juga telah menyiapkan hiburan untuk memeriahkan tradisi Padusan.
Pada hari pertama, jelas Supana, akan ada musik Koes Ploesan lalu ada juga penampilan musik dangdut. Kemudian, di hari kedua akan ada pertunjukan penyanyi asli Boyolali yang sedang diminati publik, Bastian WN.
“Padusan ini kami selenggarakan untuk memberi ruang kepada masyarakat karena ini sudah jadi tradisi. Ketika mau masuk Ramadan kan orang menyucikan diri dengan pola dan cara masing-masing. Biasanya diawali dengan mandi besar di destinasi wisata air,” ujarnya.
Ia mengatakan Disporapar Kabupaten Boyolali memberikan ruang tersebut, akan tetapi Supana berpesan untuk semua masyarakat menjaga kondusivitas saat padusan. Supana mengatakan acara di Tlatar diselenggarakan bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kebonbimo.
“Target pengunjung kami seperti sebelum pandemi. Di Tlatar maksimal bisa 6.000-8.000 pengunjung, itu yang kami harapkan. Kalau Pengging, karena pemandian di sana menyebar, kami menargetkan semaksimal mungkin selama dua hari bisa 10.000 pengunjung,” pungkasnya. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)