Imbas PPKM, Peternak Keluhkan Harga Telur
Foto : Pekerja mengambil telur di kandang ternak ayam di Desa Kadireso Kecamatan Teras, Boyolali. Selasa (7/9/2021). Peternakan ayam tersebut memproduksi telur ayam mencapai satu setengah ton per hari dari 28 ribu ekor ayam
BOYOLALI – Kabupaten Boyolali menjadi salah satu sentra penghasil ayam pedaging atau broiler dan ayam petelur. Tercatat terdapat 784 kandang ayam yang tersebar di Kota Susu dengan populasi 13,67 juta ekor ayam. Namun, seiring dengan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Kabupaten Boyolali, sejumlah peternak ayam mengeluh mengenai harga ayam yang semakin turun.
Salah satunya yang dirasakan oleh peternak ayam di Desa Kadireso, Kecamatan Teras, Krishandrika Immanuel Raharjo. Dia mengatakan, selama PPKM diperpanjang harga telur mengalami penurunan, sementara harga telur saat ini tidak sebanding dengan harga pangan.
"Dalam per kilo pakan ayam sekarang naik, sebelumnya Rp 4.000 perkilo nya, sekarang mencapai Rp 7.000. Sedangkan harga telur ayam selama PPKM ini menurun," katanya saat dijumpai di kandang ayamnya, Selasa (7/9/2021).
Menurutnya, harga normal telur perkilo seharusnya kisaran Rp 21 ribu hingga Rp 22 ribu. Jadi apabila perkilo Rp 14 ribu atau Rp 15 ribu peternak sudah mengalami kerugian sebesar Rp 5.000 per kilo.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali menghimbau para peternak untu menjalin sebuah pola kemitraan.
“Jadi pola kemitraan itu sudah ada kontrak harga antara intiplasma, Jadi berapapun harga di pasar mereka sudah terbeli dengan harga kontrak tersebut. Sehingga itu relatif lebih aman dari usahanya,” kata Kepala Bidang (Kabid) Produksi Ternak Disnakkan Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanta.
Dilaporkan, pada tahun 2020 tercacat produksi ayam pedaging mencapai 17.964 ton sedangkan sampai dengan Bulan Agustus 2021 telah mencapai 8.781 ribu ton. Jumlah tersebut tersebar di seluruh kecamatan namun terdapat empat kecamatan sentra penghasil ayam pedaging di Kabupaten Boyolali.
“Sebaran lokasi untuk ayam potong atau ayam broiler meliputi sebenarnya di seluruh kecamatan ada namun sentra sentra meliputi Kecamatan Boyolali, Ampel, Ngemplak dan Karanggede,” katanya.
Selain itu, untuk peternakan ayam petelur di Kabupaten Boyolali berjumlah 189 unit usaha atau kandang dengan populasi mencapai 2,5 juta ekor. Adapun produksi tahun 2020 tercatat 23.900 ton, sedangkan sampai dengan triwulan III ini telah mencapai 18.012 ton yang tersebar di Kecamatan Boyolali, Cepogo, Ampel dan Wonosegoro. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)
BOYOLALI – Kabupaten Boyolali menjadi salah satu sentra penghasil ayam pedaging atau broiler dan ayam petelur. Tercatat terdapat 784 kandang ayam yang tersebar di Kota Susu dengan populasi 13,67 juta ekor ayam. Namun, seiring dengan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Kabupaten Boyolali, sejumlah peternak ayam mengeluh mengenai harga ayam yang semakin turun.
Salah satunya yang dirasakan oleh peternak ayam di Desa Kadireso, Kecamatan Teras, Krishandrika Immanuel Raharjo. Dia mengatakan, selama PPKM diperpanjang harga telur mengalami penurunan, sementara harga telur saat ini tidak sebanding dengan harga pangan.
"Dalam per kilo pakan ayam sekarang naik, sebelumnya Rp 4.000 perkilo nya, sekarang mencapai Rp 7.000. Sedangkan harga telur ayam selama PPKM ini menurun," katanya saat dijumpai di kandang ayamnya, Selasa (7/9/2021).
Menurutnya, harga normal telur perkilo seharusnya kisaran Rp 21 ribu hingga Rp 22 ribu. Jadi apabila perkilo Rp 14 ribu atau Rp 15 ribu peternak sudah mengalami kerugian sebesar Rp 5.000 per kilo.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali menghimbau para peternak untu menjalin sebuah pola kemitraan.
“Jadi pola kemitraan itu sudah ada kontrak harga antara intiplasma, Jadi berapapun harga di pasar mereka sudah terbeli dengan harga kontrak tersebut. Sehingga itu relatif lebih aman dari usahanya,” kata Kepala Bidang (Kabid) Produksi Ternak Disnakkan Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanta.
Dilaporkan, pada tahun 2020 tercacat produksi ayam pedaging mencapai 17.964 ton sedangkan sampai dengan Bulan Agustus 2021 telah mencapai 8.781 ribu ton. Jumlah tersebut tersebar di seluruh kecamatan namun terdapat empat kecamatan sentra penghasil ayam pedaging di Kabupaten Boyolali.
“Sebaran lokasi untuk ayam potong atau ayam broiler meliputi sebenarnya di seluruh kecamatan ada namun sentra sentra meliputi Kecamatan Boyolali, Ampel, Ngemplak dan Karanggede,” katanya.
Selain itu, untuk peternakan ayam petelur di Kabupaten Boyolali berjumlah 189 unit usaha atau kandang dengan populasi mencapai 2,5 juta ekor. Adapun produksi tahun 2020 tercatat 23.900 ton, sedangkan sampai dengan triwulan III ini telah mencapai 18.012 ton yang tersebar di Kecamatan Boyolali, Cepogo, Ampel dan Wonosegoro. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)