Hujan Abu Guyur Boyolali
BOYOLALI – Hujan abu mengguyur sejumlah wilayah di Boyolali. Hujan abu terjadi akibat erupsi Gunung Merapi, yang terjadi Selasa (19/1) dini hari.
Tumin (60) warga Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali mengatakan, hujan abu terjadi sekitar pukul 03.00 WIB. Dia mengetahui terjadi hujan abu, setelah bangun tidur dan keluar rumah, merasakan terjadi hujan abu.
“Hujan abu sekitar pukul 03.00 WIB, saya bangun tidur keluar rumah sudah kemritik, ternyata turun hujan abu,” kata Tumin.
Namun hujan abu tidak begitu deras. Pagi harinya, abu vulkanik tampak menempel di dedaunan dan barang-barang diluar rumah.
Warga lainnya, Darsono, mengaku sempat mendengar suara gemuruh dari gunung Merapi. Kemudian dia bangun tidur dan sekitar pukul 03.00 WIB, terjadi hujan abu.
“Iya, sempat dengar ada suara gemuruh, terus hujan abu,” imbuh dia.
Namun demikian, hujan abu ini tak mengganggu aktivitas warga. Dari pantauan Jateng Pos, warga tetap beraktivitas normal seperti biasanya.
Sementara itu Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, menjelaskan hujan abu merupakan dampak terjadinya awan panas guguran di Gunung Merapi yang terjadi sekitar pukul 02.37 WIB.
Awan panas guguran itu dengan jarak luncur sekitar 1.800 meter atau 1,8 km, tinggi kolom sekitar 500 meter diatas puncak dan arah angin ke timur. Akibatnya sejumlah desa di lereng Gunung Merapi sisi timur dilanda hujan abu. Antara lain wilayah Kecamatan Tamansari, Musuk dan Mojosongo.
“Karena anginnya itu ke timur itu sejumlah desa mengalami hujan abu. Yang paling tebal itu di Desa Mriyan (Kecamatan Tamansari), khususnya Dukuh Songgobumi, juga di desa-desa tetangga. Seperti Desa Sruni, Cluntang, Ringinlarik (Kecamatan Musuk) tapi tidak begitu tebal. Bahkan sampai ke Kecamatan Mojosongo (Kelurahan Mojosongo) dan Dawar (Desa Manggis), tetapi tipis sekali,” jelas Bambang Sinungharjo.
Wilayah Kecamatan Tamansari yang terkena hujan abu, selain Desa Mriyan juga terpantau di Desa Sangup, Jemowo, Lanjaran. Dilaporkan juga, hujan abu juga dirasakan terjadi di wilayah Boyolali Kota, tetapi sangat tipis sekali.
Hujan abu di Dukuh Songgobumi, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari merupakan yang paling tebal dibandingkan di desa-desa lainnya. Dedauan, atap rumah penduduk dan jalan tampak memutih akibat tertutup abu vulkanik dari Gunung Merapi. Tanaman sayuran, bunga mawar dan lainnya milik petani disana juga tampak berwarna keputihan.
Data dari BPPTKG, terjadi awan panas guguran pada pukul 02.37 WIB. Awan panas guguran dengan jarak luncur 1.800 meter ke Kali Krasak dan Boyong. Tinggi kolom 500 meter di atas puncak, angin bertiup ke timur. ( Aj-PortalBoyolali)