FK Metra Boyolali Tutup Gelaran Pentas Seni Tradisional Virtual
Foto : Penampilan FK Metra Boyolali dengan judul "Pacobaning Urip" menutup Pentas Seni Tradisional Virtual selama 13 hari yang digelar dari Minggu (5/9/2021) sampai Jumat (17/9/2021) di Balai Sidang Mahesa Boyolali. Jumat (17/9/2021)
BOYOLALI – Sejak diselenggarakan pada Minggu (5/9/2021) yqng lalu, agenda Pentas Seni Tradisional Virtual telah menjadi tempat para seniman untuk berkarya setelah sekian lama vakum akibat pandemi Covid-19. Melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Boyolali, selama 13 hari ini pentas seni telah disiarkan secara virtual di kanal Youtube Diskominfo Boyolali dan berakhir pada Jumat (17/9/2021) malam.
Pentas Seni ditutup secara langsung oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat dengan penampilan dari FK Metra Kabupaten Boyolali. Bupati Said berharap acara yang bertujuan untuk nguri uri budaya ini dapat terus diselenggarakan. Selain sebagai tempat untuk berkarya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memberdayakan seniman, juga untuk menginformasikan pembangunan di Kota Susu.
"Budaya di Boyolali harus kita jaga dan kita nguri uri bersama," ungkap Bupati Said.
Hal senada juga diungkapkan salah satu seniman Kabupaten Boyolali, Ribut Budi Santoso. Dia mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Boyolali karena telah memberikan ruang para seniman untuk pentas. Melalui pentas seni virtual mampu menciptakan tren tersendiri.
"Model model seperti ini ke depan akan menjadi tren tersendiri. Karena ke depan itu dengan adanya pandemi yang sudah hampir dua tahun, itu harapan baru buat kita. Jadi tatanan nanti tatanan baru, jadi kita bisa pentas virtual," kata Ribut yang juga menjadi salah satu anggota legislatif di Kabupaten Boyolali ini.
Sementara itu, FK Metra Kabupaten Boyolali menampilkan cerita dengan judul "Pacobaning Urip". Dijelaskan oleh sutradara cerita tersebut, Aslar Sugambir bahwa pihaknya mengajak para Duta Seni dan Misi Kebudayaan Pelajar untuk tampil. Para putra putri terbaik Kabupaten Boyolali dari angkatan pertama hingga terakhir diajak melakonkan sebuah cerita terkait dengan pandemi Covid-19.
"Pelestarian seni tradisi ini lebih bisa diharapkan karena ada generasi muda yang mau meneruskqn untui mengolah seni tradisi," ujarnya.
Pada hari pertama, pentas seno ditampilkan dari Kecamatan Sawit dengan judulSang Gulo Klopo. Setelah Sawit, selanjutnya enam hari berturut akan ditampilkan peserta dari Kecamatan Juwangi dengan judul "Babad Prahoro ing Buminusa", Kecamatan Banyudono dengan judul "Babad AdegingKeraton Pengging Sepuh", Kecamatan Gladagsari dengan judul "Tirto PerwitoSuci Panyireping Dahuru", Kecamatan Boyolali dengan judul "Wayang Gecul", Kecamatan Teras dengan judul "Suto Mantu Geden" dan Kecamatan Selo dengan judul "Wahyu Tameng Jiwo".
Kemudian, hari Minggu (12/9/2021) hingga Kamis (16/9/2021) akan menampilan dari Kecamatan Mojosongo dengan judul "Lelakon" , Kecamatan Cepogo dengan judul "Gugon Tuhon", Kecamatan Musuk dengan judul "Sang Gulo Trisulo", Kecamatan Tamansari dengan judul "Sumilaking Mendung Desa Jatisaba" dan Kecamatan Ampel dengan judul "Tirta Netra Rahwana Raja". Serta hari terakhir pentas seni yakni Jumat (17/9/2021) menampilkan FK Metra Kabupaten Boyolali. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)