Berita kami

Disnakkan Periksa Sapi Perah yang Idap Penyakit Brucellosis 

12 November 2021 Pemerintahan

Foto : Petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali sedang mengambil sample darah di perternakan milik warga Desa Keposong Kecamatan Tamansari. Jumat (12/11/2021)

 

BOYOLALI – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali mendapat tugas dari Kementerian Pertanian RI untuk melakukan tindakan pencegahan dan pemberantasan penyakit Brucellosis di hewan ternak terutama sapi perah. Hal tersebut karena populasi sapi perah di Kota Susu mencapai 96.000 ekor, atau 60 persen sapi perah berasal dari Kota Susu, terbanyak di Provinsi Jawa Tengah. 
 
Melihat keberadaan sapi perah yang melimpah tersebut, penyakit Brucellosis harus dicegah sedini mungkin yang menyebabkan abortus di sapi terutama sapi perah yang terjadi di kebuntingan trisemester ketiga atau sekitar kebuntingan enam bulan ke atas. 
 
"Dalam satu tahun itu tidak akan menghasilkan pedet karena terkena penyakit ini. Dan penyakit Brucellosis ini juga bersifat menular dari hewan ke manusia. Jadi ini kita menjadi salah satu tanggung jawab terutama di bidang Keswan untuk menanggulangi penyakit ini," jelas Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Boyolali, Afiany Rifdania saat dijumpai diruang kerjanya, Jumat (12/11/2021). 
 
Penyakit Brucellosis juga bisa menular ke manusia melalui cairan atau jaringan yang keluar saat sapi perah melahirkan, selain itu juga karena konsumsi susu sapi segar. Sehingga, pihaknya mengimbau penggemar susu sapi segar untuk melakukan pasteurisasi susu yakni dengan pemanasan bertingkat dengan suhu tertentu. 
 
Dilanjutkan, apabila ditemukan kasus penyakit Brucellosis, segera ditangani melalui pelaksanaan tes dan kemudian dipotong paksa atau sloter. Saat tes, sapi perah terbukti positif mengidap penyakit Brucellosis, pemilik sapi akan menerima kompensasi sebesar Rp 10 juta tiap ekor. 
 
"Sejak 2015 Kabupaten Boyolali konsern untuk mengganti ternak dengan total jumlah anggaran sekitar Rp 350 juta. Dan itu sudah digunakan untuk sebagai pengganti dari ternak yang terkena Brucellosis atau disembelih paksa," terangnya. 
 
Di Kabupaten Boyolali, pada tahun 2015-2021 kasus sapi perah penyakit Brucellosis ada sekitar 123 kasus. Melalui tes CFT, ditemukan 119 kasus dan total ada 43 sapi yang disembelih paksa atau sekitar 36 persen dari kasus yang ditemukan. 
 
"Oleh karena itu, Kabupaten Boyolali saat ini sedang mengerjakan 3.100 sampel ini dalam rangka untuk Jawa Tengah bebas Brucellosis di tahun 2025 yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian. Harapannya Boyolali ini menjadi role mode untuk Jawa Tengah terutama Boyolali," harapnya. 
 
Sampel sapi yang sedang dikerjakan tersebar di lima desa di Kabupaten Boyolali. Yakni Desa Madu, Singosari, Karangnongko di Kecamatan Mojosongo, Desa Banyuanyar di Kecamatan Ampel, dan Desa Keposong di Kecamatan Tamansari. (Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali)
BAGIKAN ARTIKEL INI