Berita kami

Dimungkinkan Erupsi Ada , Tapi Sejauh Ini Aman

05 November 2020 Pemerintahan

BOYOLALI - Pemkab Boyolali  kembali melakukan intervarisir jumlah dan lokasi untuk pengungsian, hingga simulasi evakuasi menyusul meningkatnya aktivitas Gunung Merapi dalam satu pekan ini.

Menurut Sekda Boyolali, Masruri, Pemkab Boyolali melalui BPBD juga terus mengintensifkan upaya antisipasi bencana erupsi Merapi.  

“Ya, kami terus mempersiapkan diri untuk mengantisipasi bencana erupsi, memang dilaporkan Merapi sudah membentuk kubah lava, dimungkinkan erupsi ada, tapi sejauh ini aman,” katanya.

Dijelaskan, beberapa hari lalu masyarakat di kawasan lereng Gunung Merapi mendengar suara gemuruh dari arah puncaknya. Namun demikian, suara tersebut tidak sampai menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.

“Seminggu lalu, suara gemuruh terdengar dari Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo. Dukuh tersebut adalah dukuh tertinggi yang terdekat dengan kawasan puncak Merapi.”

Pihaknya juga terus mengingatkan masyarakat agar tetap tenang serta tak perlu resah. Namun demikian, mereka diminta waspada dan rutin melakukan siskamling di lingkungan masing- masing. Setiap perkembangan kondisi Merapi terus dipantau dan jika ada bahaya bakal disampaikan ke masyarakat.

“Termasuk salah satunya adalah simulasi dan sosialisasi yang digelar di Mertoyudan, Kabupaten Magelang,dimana jumlah penduduk yang perlu dievakuasi bila aktivitas Merapi meningkat sebanyak 4000an jiwa," katanya.

Skema evakuasi dua desa tersebut, lanjutnya, yakni pengungsi akan tinggal di rumah-rumah warga yang memang sudah dipersiapkan. Konsep tersebut mengadopsi konsep sister village, dimana sebanyak 17 desa di Kecamatan Cepogo, Selo, dan Musuk yang masuk kawasan risiko bencana (KRB) II dan III menjalin kerja sama dengan desa lain di wilayah yang aman untuk lokasi evakuasi. 

Meski di wilayah Magelang, namun bila evakuasi dilakukan, suplai logistik masih menjadi tanggung jawab Pemkab Boyolali. 

Demikian halnya proses evakuasi, pihaknya terus melakukan simulasi dan pengkondisian masyarakat serta petugas bila terjadi bencana. Simulasi meliputi kesiapan jalur evakuasi, dapur umum, komunikasi, hingga penanganan kesehatan di masa pendemi ini. Termasuk Jembatan Bangunsari, Desa Klakah yang menghubungkan langsung dengan Dukuh Sepi, Desa Jrakah. Jembatan bisa dilalui kendaraan roda empat dan sepeda motor.

“Pembangunan jembatan gantung dengan anggaran dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) senilai Rp 4,5 miliar itu sudah selesai dan tinggal diresmikan saja,” pungkasnya.

(yul-PortalBoyolali)

BAGIKAN ARTIKEL INI