Berita kami

603 Warga Boyolali Terpapar Covid-19

07 September 2020 Bencana

BOYOLALI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali terus meminta masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan Corona Virus Disease (Covid-19). Saat ini di Kabupaten Boyolali penyebaran Covid-19 kian meningkat. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina saat ditemui di ruang kerjanya pada Senin (7/9/2020). Pihaknya meminta warga masyarakat Kota Susu tidak panik dan terus menerapkan protokol kesehatan.

“Masyarakat jangan panik, tapi tetap harus waspada karena yang namanya Covid-19 itu suka tidak suka ternyata sudah berada di sekitar kita. Sehingga kita harus mulai terbiasa dengan adanya infeksi virus satu ini dan kita paham bagaimana cara menghentikan penularan yaitu dengan menegakan protokol kesehatan,” ujar Lina.

Dilansir dari laman covid19.boyolali.go.id pada pukul 14.29 WIB, pada Sabtu (5/9/2020) terkonfirmasi sebanyak dua kasus, dan Minggu (6/9/2020) terdapat 71 kasus. Jadi dapat diakumulasikan menjadi 603 kasus terkonfirmasi dengan rincian 106 kasus masih dirawat. 202 orang isolasi mandiri, 273 orang sembuh, dan 22 kasus meninggal.

“Dengan adanya data itu, kasus di Boyolali angka kesembuhan 45 persen. Sementara angka kematian empat persen,” imbuhnya.

Sebanyak 71 kasus terkonfirmasi Covid-19 tersebut tersebar di beberapa kecamatan. Antara lain di Kecamatan Boyolali, Klego, Ampel, Musuk, Sambi, Teras, dan Sawit. Ada pula dari Kecamatan Wonosegoro, Banyudono, Wonosamodro, Simo, Tamansari, Ngemplak dan Nogosari.

Klaster yang mendominasi yakni dari klaster pengawas Pemilu.

“Sampai hari ini total ada 96 kasus. Dimana 96 kasus itu terdistribusi di hampir semua kecamatan,” ungkap Lina.

Persebaran kasus di Kecamatan Simo ada empat, enam kasus di Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Teras ada empat kasus, Kecamatan Nogosari ada tiga kasus, Kecamatan Juwangi tujuh kasus. Sementara di Kecamatan Banyudono terdapat delapan kasus dan Kecamatan Sambi ada sembilan kasus. Adapula di Kecamatan Andong terdapat enam kasus, di Kecamatan Cepogo terdapat tujuh kasus, Kecamatan Karanggede ada lima kasus, dan Kecamatan Wonosegoro ada lima kasus serta Kecamatan Kemusu ada tiga kasus.

Ada dua kasus di Kecamatan Gladagsari, empat kasus di Kecamatan Mojosongo, dua kasus di Kecamatan Boyolali, tujuh kasus di Kecamatan Musuk, empat kasus di Kecamatan Tamansari, dan lima kasus di Kecamatan Wonosamodro, serta lima kasus di Kecamatan Selo. (dst/hri)

BAGIKAN ARTIKEL INI