59 Kasus Terkonfirmasi Covid-19 Selama Sepekan
BOYOLALI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali kembali menyampaikan perkembangan data pertambahan jumlah kasus Covid-19 disampaikan Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina pada Rabu (29/9/2020). Lina, sapaan akrabnya menyampaikan penambahan kasus Rabu-Senin (23-28/9/2020) sebanyak 59 kasus Covid-19 di Kabupaten Boyolali.
Sebanyak 59 kasus tersebut dikonfirmasi pada hari yang berbeda, pada Rabu (23/9/2020) terkonfirmasi sebanyak tiga kasus, Kamis (24/9/2020) terdapat tujuh kasus, dan Jumat (25/9/2020) sebanyak empat kasus. Sementara itu, pada Sabtu (26/9/2020) terdapat penambahan kasus sebanyak 13, pada Minggu (27/9/2020) ada penambahan delapan kasus, serta penambahan 24 kasus konfirmasi pada Senin (28/9/2020).
“Terkait dengan penambahan kasus yang cukup menonjol pada minggu ini yang terjadi pada hari Senin (28/9/2020) sejumlah 24 kasus. Yang mana 24 kasus tersebut mayoritas memang berasal dari pelacakan kontak erat,” ujar Lina.
Sebanyak 59 kasus positif Covid-19 tersebut tersebar di beberapa kecamatan. Antara lain di Kecamatan Ngemplak, Karanggede, Mojosongo, Andong, Nogosari, Boyolali, Banyudono dan Teras. Selain itu, ada pula yang berasal dari Kecamatan Sawit, Sambi, Wonosamodro, Kemusu, Gladagsari, Wonosegoro dan Simo.
Terdapat enam klaster baru yang terbentuk dari 59 kasus konfirmasi positif Covid-19. Antara lain ada klaster WSM Ketitang, klaster MRY Pulisen, klaster WRO Mojo, klaster Mila Husada, klaster ESW Kemiri, dan klaster Nakes Karanggede.
Sehingga, akumulasi jumlah keseluruhan pasien postif Covid-19 di Kabupaten Boyolali menjadi 812 kasus. Dimana 812 kasus tersebut yang posisi masih dirawat ada 99, yang melaksanakan isolasi mandiri 45, sudah selesai isolasi 637 dan meninggal 31. Dengan data tersebut, kondisi di Boyolali untuk prosentase kesembuhan sebesar 78 persen, sedangkan prosentase kematian ada empat persen.
Pihaknya juga tidak henti untuk selalu mengingatkan masyarakat tentang penerapan protokol kesehatan.
“Harus menerapkan protokol kesehatan dengan lebih ketat lagi. Terutama di penggunaan masker ini perlu kami pahamkan lagi bahwa penggunaan masker ini dipilih yang benar benar bisa melindungi,” pungkasnya. (dst)